Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Rembulan Bersinar di Singapura, Cinta Terlarang 2 Episode 23

Episode 23 Novel Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa Session 2 





Novel Romance Bebebs.com- Anya melemparkan tas bahu MCM berwarna peach begitu saja ketika tubuh letihnya ia empaskan di atas ranjang dalam kamar Deluxe Room. Pikiran tergoncang penuh tanya dalam resah yang mengeringkan laut terdalam hatinya. Hanya kerinduan mendalam  terasakan ketika sepi menyapu debu-debu kebencian, ia merindu kasih sayang Raditya, merindukan segala hal tentangnya.

Meski tidak amnesia, Anya hidup tanpa tau apa yang harus dilakukan. Bagai butiran debu  terbang bersama angin. Tujuannya ke Singapura memang ingin menemui Raditya, memastikan belahan jiwanya baik-baik saja.

Anya tidak punya kekuatan cukup kuat untuk bisa segera menemui Raditya. Semuanya serba tersembunyi dan terselubung. Mau berontak pada siapa? Ia bukan siapa-sapa.

"Ahh... Dari pada aku tidak tau harus berbuat apa mending mandi dulu dan nanti jalan-jalan menikmati indahnya Singapura," ucap bibir mungilnya lebih bicara sendiri.

Sepertinya rasa penat dan gerah telah menginsyafkan pemikiran Anya untuk terlebih dulu membersihkan diri. Menikmati fasilitas kamar mandi yang mewah dan memanjakan diri sejenak, apa salahnya? Toh semua itu dipersiapkan untuk dirinya.


Singapura juga merupakan pusat keuangan terdepan keempat di dunia, sebuah kota dunia kosmopolitan yang memainkan peran penting dalam perdagangan dan keuangan internasional. Tidak heran bila banyak kapal-kapal asing yang berlalu lalang di pelabuhan besar ini, mereka pun silih berganti layaknya orang-orang datang dan pergi dalam kehidupan.

"Adakah pelabuhan abadi untuk hatiku ini? Di mana ia tidak sekedar berlabuh sesaat untuk melepaskan penat kehidupan lalu setelahnya ia pergi berlayar meninggalkan kepedihan dalam kenangan. Tentu aku tak mau seperi itu."


Anya menanggalkan segala kain yang menempel dikulitnya. Rambut lurus seperti serutan sekam, leher jenjang dan kulit seputih kapas, terlihat seperti bidadari khayangan. 

Gemericik air jatuh memantul ke lantai geranit dalam kamar mandi berdinding kaca setelah kran shower itu ia putar.  Bersamaan air dingin segar mengguyur ujung rambut melewati wajah jelitanya, turun ke leher. Terus air mengalir diantara  pegunungan kembar menantang yang begitu ranum, putih mulus basah berkilauan hingga seluruh tubuhnya yang gersang di tengah padang pasir kegundahan.




Apa Artinya Aku untukmu? 


Berapa banyak bulir air shower menyiram tubuh saja, tidak sanggup aku dihitung? Apalagi rasa rindu ini ke kamu.

Ya kamu benar, selain matematika, aku juga lemah oleh senyumanmu.

Apa karena aku terlalu sering berpura-pura kuat? Sehingga kamu tidak mengerti betapa rapuhnya aku tanpa kamu.

Kamu....

Kamu  terus melaju meski aku katakan berhenti. Kamu dan aku, memang masih saling berpelukan, hanya dalam bayangan.

Apa artinya aku buatmu?

Aku sudah memberikan segalanya. Bahkan aku tidak menuntut apapun. Mengapa cintaku membuatmu terluka? Aku rindu kamu. 

Sebenarnya kita itu apa sih?

Rindu menyeretku mendekat, kapan saja ketakutan melukaimu menyeretku menjauh. Sejauh apapun aku berlari, selalu saja kamu rumah yang aku tuju. 

***

Hingga detik ini, hanya senyuman tampan Raditya yang masih menggoda tersimpan rapi dalam mindanya. Itulah mimpi Anya. Mimpi yang menorehkan jejak seribu rindu membelenggu kalbu sebelum akhirnya keraguan-keraguan itu meninggalkan tempat persinggahan dan kembali pada habitat asal jiwanya.

"Apa aku dosa mencintaimu, Kak?"

Anya tergugu memikirkan satu-satunya lelaki yang jauh sebelum kecelakaan mobil merenggutnya telah menerima persembahan cinta suci. Cinta yang justru kini di persimpangan jalan.

Jalan ingatannya kembali saat masih bersama. Waktu itu Raditya mengangkat muka, pandangannya terpaku dua menantang untuk ditaklukkan. Bibirnya terkunci rapat. Anya tersenyum getir, lalu dengan mesra digenggam kedua tangan Raditya mengarahkan ke dada.

"Apa aku tidak menarik untuk Kakak?" kata Anya lirih setengah berbisik pelan. Raditya terhenyak, melihat gadis yang dianggap adiknya seakan tidak percaya. 

Apakah itu rasa? Tanya Raditya menemukan jawaban dari sepasang mata yang meneduhkan. Memancarkan kilau seperti permata dalam lumpur. Gila, kecantikan Anya sangat berbahaya, menggairahkan dan membunuh logikanya masuk peti mati.

"Apa itu tidak akan melukaimu?" Pertanyaannya tersekat. Anya kembali sadar dan segera menyelesaikan mandinya. 


Nomer pemuda yang menjemputnya tadi di bandara segera ia tekan setelah mandi dan bersalin pakaian.

"Kapan saya dibawa menemui Kak Raditya?" tanya kanya dalam panggilan telepon.

"Maafkan saya, Bu. Saya hanya ditugaskan menjemput saja."

"Apa maksud semua ini? Jemput dan antar saya segera ke rumah sakit tempat Kak Raditya di rawat!" perintah Anya tegas.

"Maafkan saya, Bu. Saya hanya hanya menjalankan perintah saja..." panggilan itu terputus begitu saja.

Anya kini benar-benar geram dongkol. Mau marah tidak bisa marah, mau teriak tidak bisa teriak semua campur aduk tidak karuan dan tidak tau harus berbuat apa.

"Inikah rasanya sebagai orang yang tak dianggap?"

Anya masih memandangi gedung-gedung pencakar langit berjejer terhampar seolah sedang menantang menampar-nampar wajah cantiknya. Sebening tirta melompat berlari begitu saja membasahi pipi.

Semakin lama manusia hidup, tidak pantas di sebutnya berkembang. Merusak keindahan hanya demi ambisi. Gedung pencakar langit, jembatan layang, mobil-motor hiruk pikuk menjadi satu. Ambisi telah memenuhi ruang dan waktu di Singapura. Oh itu kah itu kah rahasia di balik Kota Kosmopolitan?

Dinginya udara AC dalam ruangan kamar mewah Deluxe Room tidak mampu mendinginkan kalor hatinya yang masih merambat memanas jengkel tidak jelas. Panasnya mentari semua orang ikut merasakanya dan panasnya hati ya tanggung sendiri.

"Anya?"

Sebuah suara membuatnya menoleh pada seseorang sangat dirindukan. Seseorang yang senyumnya mampu membuat Anya bertekuk lutut tidak berdaya.

Sudah enam bulan mereka terpisah akhirnya kini bertemu di Singapura dengan keadaan  berbeda. Hanya kerinduan saja yang memungkinkan masih tetap sama.

Bertemu Pujaan Hati 


Dua titik mengelayut layu jatuh menyimbahi pipi Anya membentuk pulau keterasingan di lautan hati  mengering. Suaranya serak parau lantaran nada tidak lagi merdu mengakibatkan tubuhnya menggigil gemetar. Mata, alis, hidung bahkan bibirnya bisa membuat Anya terbang melayang tidak beraturan melewati tujuh samudera.

"K-kak Raditya?" Suara Anya lirih gemetar.

Hatinya hancur porak poranda melihat kekasihnya kini hanya bisa duduk di atas kursi roda. Raditya memang sudah sadarkan diri dan baik-baik saja atau mungkin hanya mencoba untuk baik-baik saja?

Segera gadis cantik bermata sayu itu menghamburkan diri memeluk Radita. Memeluk dengan tangisan memecah kerinduan yang selama ini telah tersimpan.

"Maafkan Kakak..." belum sempat selesai Raditya menyelesaikan kata-katanya, Anya sengera menghentikan bibir lelaki itu dengan jari manis.

Anya tidak ingin mendengar apapun saat ini. Ia hanya ingin memeluk Raditya erat tanpa sarat. Terdengar Seluruh Nafas ini-Lasd Child seperti lagu pengantar tangisan tergugu Anya dan Raditya yang saling berpelukan.

Hanya desah hembus nafas yang terdengar menjadi nada memecah kesunyian laut terdalam hati mereka berdua. Tanpa suara bibir telah menyulam rindu, gemetar gemuruh bersamaan desir darah memompa jantung berdetak tidak beraturan.

Begitu hening, begitu dalam, begitu kuat hingga malaikat pun tidak berpengaruh dan iblis tidak akan menyentuh. Sebuah cinta yang telah mempora-porandakan akal waras dalam minda.

"Maafkan aku, Nya. Kakak sudah tidak sempurna lagi," ucap lirih Radita degan mata nanar berkaca.

"Aku tidak ingin mendenger Kakak berkata apapun lagi. Yang aku tau, aku hanya ingin berbagi hidupku bersama Kakak hingga maut menjemput," balas Anya dalam pelukan Raditya.

Benarkah cinta itu buta? Lantas kenapa yang nampak pada mereka hanya keindahan dari surga.

Benarkah cinta itu tidak ada logika? Lantas kenapa hanya sebuah senyuman tipis pun mampu teratur dalam minda mereka berdua merengkuh bahagia.

Benarkah cinta itu menyakitkan? Lantas kenapa mereka berdua hanya mampu bertahan menghadapi kerasnya kehidupan saat saling berpelukan berbagi rindu dalam suka duka.

Kini orang yang sangat dicintai oleh Anya telah divonis dokter lumpuh selamanya. Hanya keajaiban yang bisa mengembalikan Raditya bisa berjalan lagi.


Apapun keadaan Raditya tidak akan mampu menggoyahkan cinta Anya yang begitu kuat dan dahsyat hingga bumipun bergetar menyaksikannya.

Benarkah yang terjadi pada Raditya adalah buah hukum karma dari Urya.  Lantas kenapa Radiya harus  menanggungnya? Sungguh sesuatu  tidak adil untuk cinta mereka atau... Memang ada keadilan di dunia ini? Jawab.

Keindahan telah tercipta dari perjalanan cinta Anya yang telah melewati cadas beringas hanya untuk bisa dianggap oleh Raditya. Sebuah bayang-bayang tidak nampak oleh mata atau lagu yang tidak bisa dinikmati oleh telinga karena cinta mereka lahir dari ketulusan meski ternoda.

"Terima kasih, Nya. Kakak mohon... Apapun yang akan terjadi nanti, jangan tinggalkan Kakak. I love you, Kanya," ucap Raditya sembari mencecapi kening Anya. Entah sudah berapa air mata yang telah tertumpah. Kini mereka telah bersama.

Memang bulan telah bersinar di Singapura sebagai sakti cinta mereka hari itu. Namun itu bukanlah happy ending sebuah novel. Justru itu adalah perjalanan cinta mereka yang baru saja dimulai.

"Buat aku hamil, Kak."

Apakah kekuatan cinta mereka akan tetap utuh melawan kerasnya kehidupan atau justru akan kandas di tengah jalan? Jangan lupa ikuti cerita ini selanjutnya.

Next. 
 

Daftar Isi Novel Cinta Terlarang 


Indeks link:  


(Tamat ) 


(On Going) 

Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.

Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

Post a Comment for "Rembulan Bersinar di Singapura, Cinta Terlarang 2 Episode 23"