Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Dendam Abadi Cinta Terlarang Mama Muda, Episode 5 Session 2

Novel Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa? Session 2



Tiada maaf bagimu! Sampai ke ujung neraka, aku tidak akan memaafkanmu, Alena. Kamu telah merenggut segalanya milikku yang berharga. Persetan dengan dosa, andaikan dulu kamu tidak menggoda suamiku, mungkin saat ini dia masih ada bersamaku. Keluh Eva Puspita Sari dalam hati penuh kesumat.

Apakah itu sebuah dendam tersebab Alena menghancurkan rumah tangganya atau justru kesalahan Eva yang egois tersebab tidak merelakan suaminya menikah lagi menyebabkan bencana?


Sejatinya itu adalah pertarungan batin dalam diri Eva. Melarang suami menikah lagi, justru ia kehilangan satu-satunya lelaki yang menjadi hidupnya. Lantas kenapa Eva tidak menikah lagi?

Derap Cinta Buta VS Dendam Berkepanjangan


Hari-hari menjenuhkan seperti biasanya. Eva masih duduk di kursi kantor tempat ia bekerja dan menghabiskan waktu. Tumpukan kertas seolah tidak ada habis menghampiri meja kerja setiap hari yang melelahkan.




"Reza sini!" Teriak Eva memanggil, tubuh gemetar matanya memancarkan amarah dan sejuta pertanyaan. 

"Ada apa, Ma," balasnya tergopoh mendekat. Reza anak panti   kesayangan Urya dulu kini menjadi tangan dan mata Eva mengelola perubahan warisan keluarga. 

"Lihat ini!" tunjuknya pada layar laptop.

"Iya, ada yang salah, Ma?" Reza masih bingung,  tidak tau apa yang terjadi.

"Bukankah ini rekening bank dengan atas nama Surya?" Tanya tunjuk lagi dengan jantung berdegub kencang.

Terlihat ada catatan aliran dana delapan belas tahun yang lalu. Tertera angka yang cukup fantastis  di sana! Sekitar sepuluh milyar rupiah lebih.

"Bukankah transaksi itu setelah kecelakaan pesawatnya Papa?"  Reza mengernyitkan kening seolah tidak percaya.

"Benar, Za. Jadi selama ini Urya masih hidup?"

"Kalau memang masih hidup, kenapa gak pulang, Ma?"

"Apalagi kalau bukan memilih wanita jahanam itu," balas Eva dengan hati terbakar sesakkan dada. Tubuhnya lemas terkapar tidak berdaya. Nyesek.

"Jika benar kamu masih hidup, Mas. Kenapa tidak pulang? Jika bukan buat aku maka buat Raditya anakmu.  Tidak... Kamu memang bukan manusia, Urya. Bahkan saat pemakaman kakekmu sendiri kamu tidak pulang. Kenapa?"

Sebening tirta melompat deras membanyiri air mata. Seolah Eva dijeburkan pada kubangan lumpur, sulit bernapas. 


"Mama tenang dulu. Jika benar Papa Urya masih hidup pasti kita akan menemukannya. Aku  akan meminta bantuan polisi untuk mengusut ini."

Reza menjulurkan tangan memberikan gelas berisi air mineral pada mama angkatnya, Eva. Ia memang anak pungut dari panti, akan tetapi Eva dan Urya memberikan kasih sayang seperti orang tuanya sendiri. 

"Tidak Za. Kamu harus cari tau sendiri dengan diam-diam. Aku ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Ingat ini rahasia kita berdua. Kamu jangan memberitahu Raditya," tegas perintahnya dengan nafas tersengal setelah minum air putih. 

"Baik, Ma. Reza tau."

Reza bertekad ingin menyatukan kembali keluarga yang telah tercerai-berai. Mungkin itu Satu-satunya cara baginya untuk membalas semua kebaikan keluarga Surya.


Apa kehebatan Alena sehingga Urya memilihnya. Apa karena tubuhnya lebih molek? Tidak. Aku bahkan lebih cantik darinya.

Lantas kenapa Alena mengatakan bahwa aku yang menang saat itu? Dasar perempuan binal licik. Begitu rupanya dia mengkelabuiku. Tidak Alena! Aku bukanlah perempuan lemah yang akan mudah menyerah begitu saja. Lihat saja nanti, pembalasan itu lebih kejam, dendam Eva dalam hati. 

Anya dan Segala Kecemburuannya 


Hummer H2 berwarna putih lembayung baru saja tiba di depan rumah Agra. Senja itu  Raditya menjemput Dita untuk dinner di rumah Lea. Turut juga Anya  yang duduk di depan dalam mobil.

Dres hitam selutut sederhana menempel pada kulit putih Dita nampak terlihat kalem sekaligus elegan. Rambut panjang terurai dengan tatapan mata judes membuatnya nampak cantik melangkah seksi berjalan menuju masuk ke dalam mobil.

Terlihat dua manik Raditya  memandang Dita tidak berkedip saat membuka pintu mobil. Ia hanya bisa terperangah menelan jelijihnya sendiri berkali-kali.

"Loe cantik, Ta!" ucap  Raditya tanpa dosa. Seolah darah mendesir dari ujung kaki hingga ujung kepala membuat jantung  berdetak  berantakan.

"Apa, Dit?"  Dita terhenyak, kemudian melemparkan senyum termanis. 

"Gak... Gak apa-apa," balasnya seraya mempersilahkan masuk dalam mobil.  Raditya memperlakukan Dita bak tuan putri.

Melihat pertunjukan drama itu membuat hati Anya terbakar cemburu hanya tidak mampu berbuat apa-apa. Rasanya sakit tau. 

"Ayo jalan," ucap Raditya  setelah masuk dalam mobil bertenaga kuda itu.

"Baik," balas Dita  lirih. Segera Raditya masuk dalam mobil dengan tangan gemetar.

Roda mobil itu mengelinding muram bersama perih hati Anya  yang melihat pemandangan menyakitkan antara  Raditya dengan Dita. Apapun yang dilakukan ban belakang selalu warna cat mobillah yang di kagumi seperti halnya dirinya, tidak dianggap.

Bisakah kamu melihatku di sini. Melihatku sedikit saja?  Gumam Anya  pada angin dan jendela yang menyuguhkan lukisan bergerak muram.

Sesekali Anya memaksakan mengintip  Raditya lewat pantulan kaca spion dalam mobil. Terlihat jelas sumburat wajahnya sumringah bahagia. Kebahagian Raditya  justru membakar hati Anya. Mengangah sakit tiada terkira.


Raditya, aku bisa apa? Aku tak kuasa menahan perih ini. Sekalipun aku meneteskan air mata darah, aku bisa apa? Kamu bahkan tak pernah menganggapku ada.

Sungguh aku sudah tak sanggup dengan semua ini. Senyum, tawa dan tatapanmu untuknya telah menghunus menghunjam jantungku berkali-kali, keluh Anya cemburu dalam hati. 


"Dari tadi gue perhatiin loe  diem aja, Nya?"

Sebuah tanya dari Dita yang membuyarkan lamunan Anya dari kemarahan terpendam. 

"Enggak... Gak ada apa-apa, Ta!" balas Anya tegas dan menutupi segala perasaan. 

"Boleh minta nomer whatsapp loe?"

"Boleh," lalu  Anya memberikan hapenya pada Dita. 

"Makasih ya, Nya," balasnya setelah menyimpan nomer whatsapp Anya. "Beruntung loe punya kakak seperti Raditya," imbuhnya sembari mengembalikan benda persegi empat itu.

Anya   tersenyum kelu tipis manggut-manggut saja tidak membalas kata-katanya. Setelah beberapa saat, akhirnya mereka  sampai di rumah Lea. Terlihat satpam membukakan pintu pagar depan dan mobil  masuk di halaman rumahnya yang cukup luas dan di pakirkan di sana.

Lea langsung menyambut dan membawa mereka  ke ruang tamu untuk di perkenalkan pada keluarganya. Anya masih seolah tidak percaya saat melihat Papanya Lea begitu mirip dengan Papanya Raditya dalam foto yang pernah dilihatnya. 


Namanya Om Bayu dan Istrinya Tante Angela. Terlihat mereka seperti pasangan serasi dan penuh kebahagiaan. Memiliki dua putri cantik Lea dan Anni, menambah kebahagiaan.

Alangkah bahagianya mereka memiliki keluarga sempurna. Betapa bahagianya jika suatu saat nanti aku dan Kak Raditya  menikah dan memiliki keluarga yang bahagia seperti mereka.

Ah tidak.. Itu hanya khayalanku saja. Bahkan kini cintaku bertepuk sebelah tangan, batin Anya bimbang dalam hati. 

Semua hidangan sudah tersaji di meja makan dengan berbagai macam menu pilihan.  Raditya duduk diapit Anya  dan Dita, sementara Lea berhadapan langsung dengan mereka di meja makan. Pembicaraan pun mengalir dan mereka mulai  menceritakan berbagai hal sambil tertawa bahagia.

Raditya Bagaskara Seruyansyah



Mungkinkah pria gagah di depanku ini adalah Papa. Kenapa saat melihatnya seolah tidak asing? Entah mengapa aku bisa merasakan sesuatu getaran yang begitu kuat, begitu dalam, keluh Raditya dalam hati.


Menerima undangan makan malam Lea. Itulah alasan Raditya datang untuk memecahkan segala pertanyaan yang berkecamuk.

"Jadi kalian satu sekolahan dengan Lea?" Sebuah tanya gagah berwibawa dari Om Bayu.

"Iya, Om." Jawab mereka  serentak kompak.

"Sekali lagi Om sekeluarga mengucapkan terimakasih pada kalian. Sebagai hadiah kalian minta apa?" 

Bayu bertanya serius dengan senyuman ramah. Kedua manik matanya memancarkan cahaya karismatik yang begitu kuat.

"Gak... Gak usah, Om. Kita gak minta apa-apa!" Raditya menolak.

Raditya  semakin penasaran ingin mengetahui lebih banyak siapa sebenarnya Om Bayu? Namun bukan sifatnya menolong orang lain karena pamrih.

"Kalian mau liburan ke mana?" tanya Bayu lagi sembari meletakan sendok dan garbunya di piring.

Mengapa ayam goreng dengan sambal bawang aroma sedikit jinten serta asam jawa makanan kesukaan Raditya  sepertinya sama dengan Bayu. Bagaimana mungkin Tante Angela bisa memasak semua ini? Kelezatanya saat menggoyang lidah, sama seperti masakan Mama, dalam hati Raditya semakin penasaran. 

"Maksudnya, Om?"
"Kata Lea, kalian mau liburan 'kan? Nanti om yang tanggung semuanya."

Radita terpaksa tidak bisa menolak. Terlihat Anya dan Dita seolah menghiyakan.

"Udah ada rencana mau liburan ke mana?" Angela ramah membuka pertanyaan ramah. Kecantikan wanita minahasa terpendar dari wajahnya. 

"Belum ada, Tan,'' balas Anya. "Mungkin ke Bali bisa jadi pilihan," sahut Dita.

Entah ada apa dengan Dita? Setiap mendengar nama Pulau Dewata Bali, seolah ada magnet untuk menariknya ke sana. Mungkinkah di sana dia di ciptakan? Padahal kata Dita mamanya dari Kota Malang.

Sebenarnya Raditya  ingin ke kota Kretek Kudus, kotanya para santri atau ke Jepara, mengunjungi kakek dan neneknya  di kampung.

"Lea sependapat dengan Kak Dita. Tapi ke Pangandaran juga gak masalah tuh," imbuhnya.

Raditya  sendiri menjadi bingung mau ke mana? Memang benar, makhluk berambut panjang selalu banyak maunya. Setelah selesai makan mereka  melanjutkan pembicaraan di halaman dekat kolam renang.

Cengkerama Keluarga Tak Dirindukan 


Terang cahaya rembulan merona hiasi sang malam memantul indah di atas air jernih kolam renang. Jika benar  Bayu adalah ayah Raditya, apa yang akan dilakukannya? Bagaimana mungkin seorang papa begitu tega meninggalkan anak kandung bahkan sejak dalam kandungan.


Suami- istri kapan saja mungkin bisa berceai, sementara anak sampai akhirat tetap anaknya?Melihat kasih sayang Om  Bayu pada Lea dan Annie begitu tulus, rasanya tidak mungkin dia ayahku. Tante Angela juga baik dan ramah ke pada siapapun. Mungkinkah ini karena kita baru bertemu? Tidak... Lantas kenapa hati nuraniku seolah sudah mengenal mereka lebih dari siapapun? Batin Raditya dalam hati. 

"Kak Raditya?" Sebuah suara dari gadis kecil berambut pendek berhidung mungil. Annie baru berusia sekitar sepuluh tahunan. Jarak usia antar Lea dan adiknya begitu jauh terpaut tuju tahun.

"Annie sini. Gimana kabarmu?"

Raditya  melemparkan senyum manis. Entah  mengapa hati Raditya merasa bahagia saat melihatnya. Apakah itu karena ia sangat menginginkan adik kecil.

"Baik. Kak Radit ganteng pasti banyak pacarnya ya?" 

Annie tanpa merasa bersalah. Entah siapa yang mengajari anak sekecil itu bicara seolah dewasa. Raditya  tersenyum saja.

"Kak Raditya belum punya pacar kok. Kamu aja yang jadi pacar Kakak," goda Raditya terkekeh.

"Aku gak boleh pacaran soalnya masih kecil. Nanti Kak Dita marah! Iya 'kan, Kak?" Annie melemparkan mukanya pada Dita yang semendadak angin berdiri di belakang Raditya. 

"Iya apanya?" balas Dita malu sembari mencubit pipi Annie kecil yang sok tau itu. Sontak Raditya tercekat melihat Dita  seolah ada sesuatu yang aneh di sana. Mungkinkah Raditya mulai jatuh hati padanya. Lantas, apakah dia merasakan hal yang sama?

Ayu wajah Dita  telah menyinari relung hati Raditya  yang telah lama beku. Sinar tatapan matanya  tajam berulang kali telah menghuncam jantungnya hingga berdetak seperti genderang mau perang.

Apalagi saat bibir mungilnya memanggil, sungguh membuat tubuh Raditya gemetar menggigil dari ujung kaki hingga ujung kepala. Lekuk tubuhnya seroja bergoyang, berat bukan beban menantang ditaklukkan membuat isi minda membumbung tinggi dalam hayalan.

Lukisan erotis manis? Tentu saja bukan itu. Bukan pula selaksa bentuk tubuh sahaja. Melainkan telah terjadi koneksi hormon oksitosin terlarang pada keduanya. 

Pelan dan pasti, rasa tumbuh dan menjadi gangguan psikologis menyebalkan pada Raditya untuk pertama kalinya.  Lantas apa yang akan terjadi bila rasa itu gayung bersambut? 


Next 

Daftar Isi Novel Cinta Terlarang 


Indeks link:  

(Tamat) 


Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.

Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

1 comment for "Dendam Abadi Cinta Terlarang Mama Muda, Episode 5 Session 2"