Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Nikahi Aku Om, Cinta Terlarang 2 Episode 20

Novel Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa Session 2 Episode 20, Nikahi Aku Om 



Novel Romance Bebebs.com- Senja baru pulang keperaduan pertiwi, hari  mulai gelap dan cahaya lampu menyuguhkan cahayanya menyinari malam. 

Angin berhembus kencang sekali, udara dingin pegunungan slamet menusuk tulang. Terlihat seorang gadis cantik berdiri di depan beranda rumah menatap bintang di langit. 

"Tersirat jelas selaksa peristiwa di keningnya yang merona mempesona. Mungkin karena ia lebih dewasa, aku menjadi lebih merasa aman dan nyaman berada di sampingnya. Tidak... Ia bukan seorang ayah yang melindungi putrinya. Bukan itu yang aku harapakan!" Tia Novita lebih bicara sendiri.

Udara dingin membawa ingatannya kembali pada peristiwa malam itu dengan Om Bayu di dalam hotel.....

Malam Kembang Tepi Jalan 


Kawasan Wisata Baturaden Banyumas Sentral Java Indonesia 



Tepat saat dalam kesunyian malam mulai meramu hawa dingin di kaki lembah Baturaden Gunung Selamet. Pria itu datang dalam hidup Tia untuk pertama kalinya. Pertemuan tidak disangka ternyata membawa rasa. 

Awalnya Tia membenarkan seperti kata mereka, mencintai pria yang lebih dewasa karena duitnya. Ternyata  pria satu ini berbeda dari apa yang  prasangkaan.

Tia  masih berdiri seperti orang bodoh. Ia  kini bak bayi yang baru lahir ke dunia ini dihadapanya. Menawarkan sesuatu yang seharusnya belum waktunya. Sesuatu kebanggaan semua gadis perawan diseluruh dunia.

Gempa berpotensi menimbulkan kerusakan bersekala kecil mulai Tia rasakan dari ujung kaki hinga ujung kepala.

"Apa yang kamu lakukan?" 

Sebuah tanya yang membuat Tia melelehkan jelijih berkali-kali.

Apa tidak bisa kilauan pria itu berhenti sejenak? Agar aku bisa mengunsir  rasa malu yang membayangi mindaku. Batin Tia dalam hati. 

Tatapan mata elang Bayu tajam menghuncam intens tepat di kedua kelopak mata Tia. Gempa itu siap meletup kapan saja. Tia mengatupkan kedua manik matanya  siap mempersembahkan seluruh hidupnya untuk pria di depannya. 

"Aku sudah siap, Om Bayu!" tegas Tia lirih.

Hembusan nafasnya mulai terdengar jelas di telinganya menyanyikan lagu merdu. Sebuah lagu bernada syahdu untuk pertama kalinya Tia dengar dalam hidupnya. Rinai-rinai mulai melompat menyimbahi setiap inci kulit natural bunga tepi jalan itu.

"Entar kamu masuk angin lho," balasnya seraya membungkus Tia dengan selimut putih. Lalu membopongnya  dan meletakan di atas ranjang. "Buka matamu," lanjutnya.




Perlahan Tia membuka kedua kelopak manik mata, menatap Bayu  lembut menunggunya. Terlihat terang wajah pria dewasa itu, tergambar jelas ia lebih berpengalaman dari Tia soal 'tarian surga.'

"Pantaskan dirimu dulu baru mungkin aku pertimbangkan," tegas Bayu  sembarti menepuk pundaknya Tia. 

Pria itu kembali duduk di kursi dan meraih laptopnya lagi. Baru kali ini ada kucing tidak doyan makan ikan asin. Bukan bahkan ini ikan segar dan kinyis-kinyis.

"Kenapa Om?" Tia  mendelik sembari duduk diatas ranjang.

Pria itu menghela nafas panjang kemudian berjalan seraya meraih pakian yang berserakan di atas lantai kemudian duduk disampingnya. Bayu hanya melemparkan sedikit senyum tipis.

"Aku punya istri yang menungguku di rumah."

Kata-katanya gemelegar seperti gunung meletus dengan hujan batu  magma berapi  dan pasir. Magma itu mengalir membakar seluluh yang dilewatinya termasuk hatiku. Entah mengapa kok rasanya nysek ya. Harusnya aku senang karena pria itu orang baik. Batin Tia dalam hati. 

Semacam rasa tidak percaya, apakah Tia tengah terbakar cemburu? 

"Ya udah, Om Bayu nikahin aku."
"Nikah?"
"Iya. Kenapa Om?"
"Enggak apa-apa. Asal kamu tau, aku sudah punya empat istri," balasnya serius.

"Jika malam ini bukan Om Bayu yang mendapatkanya. Maka pasti orang lain. Dan aku gak mau itu sebelum aku melunasi hutangku pada Om Bayu."

"Bukankah kamu sudah bebas dari tempat terkutuk itu?"

"Tidak. Mereka masih terus mengejarku. Mungkin malam itu aku selamat namun tidak pada hari-hari berikutnya."

Tia  mulai menceritakan semuanya pada Bayu bahwa dirinya  tidak bisa keluar dari tempat terkutuk itu sebelum di tebus dan ganti rugi. Dalam dunia malam, sekali masuk maka akan sangat sulit untuk kembali lagi.


Pancuran Putu, Baturaden Banyumas Sentral Java 


Begitu juga dengan Bayu yang dengan mudah menguraikan satu-persatu segalanya tentang masa lalunya. Tia mendengarnya hanya bisa plonga-plongo seperti orang pekok yang tidak tau apa-apa.


Sekekali sebening tirta melompat membasahi pipi Bayu  yang yang gagah. Tia mendengarkan ceritanya bisa merasakan ada kepedihan mendalam di sana. 

Gadis itu menghambur dalam pelukan, berusaha untuk menghapus semua kepedihan. Kini desah nafas Tia dekat sekali di pipi Bayu. 

Harum nafas pria kharismatik samar-samar di hidung Tia. Bulu kumis tipisnya geli menyentuh pipinya. 

"Cium aku, Om Bayu...." Tia berbisik lirih hampir tanpa suara. Ada-ada aja permintaan Tia, cewek seusia dirinya punya semangat pantang menyerah. "Haruskah?" balas Bayu lirih pula.

"Hu'um please," perlahan Tia membuka bibirnya yang ranum dan manis. Tubuh gadis itu menggelinjang dan sudah basah di bawah sana. 

"Baiklah, temani aku ngobrol aja ya, Tia."
"Apa yang Om Bayu lakukan itu jahat. Menyebalkan."


Pembicaran hangatpun keduanya  mulai mengalir hingga mereka  sama-sama tertidur bersama. Terlelap dalam mimpi-mimpi indah membohongi penantian. 

Ia tidak menyentuhku sama sekali. Gak tau kenapa justu karena itu aku kini benar-benar jatuh cinta padanya berkali-kali. Aku jatuh cinta pada Om Bayu. Apa itu salah? Batin Tia dalam hati. 


Sebening Embun Pagi 





Pohon-pohon beringin berjajar berdiri gagah mulai nampak di luar jendela saat ia mulai terbangun di sebelah pria bermata elang. Cahaya mulai merambat masuk menerangi kamar, Tia hanya bisa memandangi wajah Om Bayu yang berkilauan bak mutiara di pagi yang cerah.

"Tersirat jelas selaksa peristiwa di keningnya yang merona mempesona. Mungkin karena ia lebih dewasa, aku menjadi lebih merasa aman dan nyaman di sampingnya. Tidak... Ia bukan seorang ayah yang melindungi putrinya. Dan aku pun tidak mau seperti itu," Tia menghela nafas dalam-dalam. 

Segera Tia  pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan buang air kecil dilanjukan mandi. Pagi itu ia tidak tau harus bahagia karena kesuciannya  masih utuh atau bersedih karena ia tidak menyentuhnya?

Apa aku tidak menarik untuk Om Bayu?  Sehingga ia mengatakan aku harus untuk memantaskan diri. Sial...  Kenapa dadaku terasa sakit? Runtuk Tia dalam minda.


Tia keluar dari kamar mandi sudah mengenakan pakaian tadi malam yang sempat tertanggal. Ia  benar-benar  merasa menjadi gadis paling bodoh di dunia ini.

"Kamu udah bangun duluan? Kok saya gak dibangunin sih?" Pria itu kemudian duduk sembari mengeliat. "Jangan pulang dulu, biar saya yang antar kamu, Tia," lanjutnya.

Tia  hanya membalasnya dengan seulas senyum malas. Setelah ia mandi dan mengenakan pakaian, mereka keluar hotel pergi bersama menggunakan mobil yang berwarna hitam metalik mengkilat.

"Kenapa mengantarku Om?" Introgasi Tia dalam mobil saat perjalanan menuju rumahnya. "Huufftt... " imbuhnya. 


Tia  menghela nafas panjang untuk memenuhi rongga kosong dalam dada. Ia sebenarnya sudah mengerti dan sadar bahwa mereka  tidak mungkin bisa bersama. Tapi.... 

"Menyelesaikan yang seharusnya diselesaiakan," tegas balasnya.

Tia hanya mengerising diikuti kepala manggut-manggut seolah mengetahui apa yang iya maksutkan. Udara pengunungan Baturaden sudah dingin, di tambah hawa AC mobil jadi double dinginnya.

Hotel tempat Om Bayu menginap di atas, sedangkan Gang Sadar di bawah, jadi jalannya menurun dan hanya beberapa menit saja mereka  sudah sampai.

Setelah mereka bertemu  'penguasa wilayah itu', Om Bayu menebusnya untuk terbebas dari mereka. Entah berapa nominal yang ia gelontorkan Tia  tidak tau.

"Ayuk saya antar kamu pada Emakmu," ucapnya setelah semua urusan itu selesai.

Saat ban roda mulai mengelinding menuruni perbukitan, di dalam mobil Tia  hanya berdeham sembari memandangi wajahnya yang karismatik. Pria ini alien dari mana? Kedua mata Tia tidak berkedip memandangnya.

Bibir merekahnya masih membisu menyulam rindu dalam kalbu Tia. Hanya hening yang menyambut.

Aku yakin pria itu bisa melihat jelas getaran hatiku lewat sorot mataku. Hingga saat ia menatap balik matanya, perlahan rasa mengganjal dalam hatiku mulai memudar lenyap menghilang. Aku jatuh cinta pada Om Bayu? Batin Tia dalam hati. 

Ditariknya tubuh Tia  untuk bersandar dibahunya, mendaratkan kecupan hangat bertubi-tubi dipucuk kepalanya. 

Apa aku salah? Telah terjatuh semakin dalam pada Om Bayu. Keluh Tia lagi dalam hati. 

"Apa aku sekarang sudah pantas buat Om Bayu?" tanya Tia yang teramat lambat.

"Jika sudah waktunya, kamu pasti tau, Tia," balasnya sembari mengecup keningku mesra.

Kini Tia  benar-benar sudah tidak mampu mengendalikan diri lagi. Pria itu telah menyentuh hatinya  hingga apapun akan Tia  lakukan asal dia bisa menganggapnya  pantas.

Tia  masih memandangi lukisan bergerak dari balik kaca mobil yang melaju kencang bersama jiwa  melayang ke angkasa karena sikapnya yang lembut lagi hangat. Tergambar jelas dedaunan melenyapkan risau bersamaan hembusan angin berbisik penyejuk kalbu penghilang lara hinga akhirnya mereka tiba di rumah sakit di mana Emak dirawat.

Setelah hari itu Tia  kembali melanjutkan sekolah seperti permintaan pria bermata elang. 

"Aku akan berjuang keras agar menjadi pantas untuknya. Bukan hanya sekedar pantas untuk bisa menerima benihnya saja namun juga pantas berjalan dibelakangnya dan menjadi penopangnya hingga ujung senja."


Melalui orang kepercayaanya, ia juga membangunkan rumah untuk Tia  dan Emak serta mempercayakan satu pasar ritel mini market dengan atas namanya untuk dikelola agar bisa menjadi sumber penghasilan.

Hingga saat ini aku masih menunggunya datang kembali untuk menanamkan benih serta mengairi sawah suburku yang hanya akan untuknya saja. Selamanya seumur hidupku.

Jika pada akhirnya ia tidak datang kembali, maka tidak akan ada satupun orang yang pantas dan layak menitipkan benih pada sawah suburku. Teguh janji Tia dalam hati. 

Lantas apa yang akan terjadi dengan Tia Novita selanjutnya? Next 

Daftar Isi Novel Cinta Terlarang 


Indeks link:  


(Tamat ) 


(On Going) 

Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.

< Sebelumnya > < Selanjutnya >


Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

Post a Comment for "Nikahi Aku Om, Cinta Terlarang 2 Episode 20"