Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Cinta Dalam Diam, Janur Ajur Episode 3

Novel First Love  Janur Ajur, Cinta Dalam Diam Episode 3



Novel Remaja Bebebs.com-  Zadyra tertegun beberapa jenak. Sorot matanya dari kejauhan tertuju poda cogan teman baru kakaknya. Detak jantungnya memacu berantakan. Fenomena apa itu? 

"Oh yang itu, sepertinya dia anak baik." 

Padahal dalam hati Zadyra berteriak ribuan kali, 'Ya ampun gantengnya kebangetan'. Sial. Gadis cantik berbibir cemokot itu hanya bisa memuji dalam hati. Ia tidak ingin diejek kakaknya.

"Orangnya mudah bergaul loh," Arda tersenyum. "Tumben loe kaga tertarik ma orang kek dia?" Imbuhnya usil.

"Bodo! Ngak. Eh siapa bilang? Ah males gue pulang dulu ya," balas Zadyra sembari melambaikan tangan. 

"Ehemm cie cie. Kangles. Demen banget mengalihkan pembicaraan." Arda nyegir kuda.

"Eh di sekolah jangan pernah panggil seperti itu lagi ya. Awas aja kalo berani, gue gak mau bicara lagi ma Kakak." Zadyra tersenyum.

Arda melambaikan tangan lalu berlari kembali ke lapangan. Ia cowok tampan cukup populer di sekolah mereka. 

Zadyra melirik diam-diam ke arah Radeya. Cowok itu  sedang duduk istirahat sembari mengelap keringat. Semakin dilihat, auranya semakin memikat hati siapa saja yang melihatnya. 


Cinta Dalam Diam 

Demi minda  terus menyapa meski aku katakan berhenti. Setiap jalan telah aku lewati. Setiap waktu telah aku lalui. Setiap pertemuan telah silih datang dan pergi. Kamulah pangeran tampan pertama yang mengajari perasaan tidak terkendali. 

Mahkluk betina di atas bumi bagian galaxi bima sakti disebut cewek mana yang tidak suka cowok good looking? Ia menjadi pusat perhatian, semua orang melihatnya memberikan pujian dan sanjungan. Sementara aku? Hanya mahkluk berperasaan lemah lembut yang dibelenggu rasa malu.


Maafkan aku yang mencintaimu dalam diam 


Bagai butiran debu terhempas angin senja. Bagai lilin putih di tengah kegelapan. Bagai mendung mengulung langit saat mau hujan. Maafkan aku yang hanya bisa mengagumi dalam diam.

Duhai sura hati dari semua pendengar jiwa. Bagaimanakah caraku mengungkapkan rasa agar dirinya mengerti betapa aku menyukai dirinya.

Jika aku sampaikan pada udara, tiupan mesra menghempasnya. Aku sampaikan pada batu hanya diam membisu. Jangan bilang aku harus sampaikan pada rumput yang bergoyang meradang gersang.


Hembusan Angin Asmara 


"Asudahlah aku males membahasnya. Malu. Lebih baik aku pulang saja ke rumah."

Zadyra berjalan ke luar lapangan  melewati pepohonan taman menuju arah parkiran mobil. Satu persatu jalan dilewati, gandis cantik itu menikmati hembusan angin bersiut-siut manakala meniup kembang teman sekolah. 

"Wah anginya sejuk padahal hari masih terik."

Zadyra terlena oleh hembusan angin sepoi-sepoi. Sesekali ia memejamkan mata untuk menikmatinya. 

"Anginya bikin ngantuk ya. Tidur sambil jalan bisa jatuh gak ya?" kata sebuah suara.

"Sial!" Zadyra teriak kaget dan langsung menutup mulut. Gak mungkin! Oh tidak! Kenapa dia bisa ada di sini? Keluhnya dalam hati.

Radeya berdiri disampingnya sambil tertawa. Saking asyiknya menikmati angin sepoi-sepoi Zadyra tidak menyadari jika ada seseorang disampingnya. 

"Astaganaga... kenapa loe kaget begitu? Kek habis melihat zombie aja. Gua kan kagak pakai kostum halloween," ujarnya menggoda.

"Habisnya... Gua kagak tau loe  di sini. Terus tiba-tiba bersuara. Bijimana kagak kaget, coba?" Zadyra histeris menanggung malu. 

"Oh iya? Gue hanya berjaga-jaga kalo lu jatuh lagi. Abisnya jalan sambil tidur."

Gadis cantik itu menunduk. Ia ingat sesuatu. 

"Loe kaga ikut makan-makan ma teman anggota klub sepak bola lainya?"

Mereka berjalan berdampingan melewati pepohonan taman. 

"Kagak. Banyak makanan enak di rumah. Mama sudah memasaknya. Sayang jika mubazir. Btw, lo kok tau klub sepak bola ada acara makan-makan. Cowok loe anak klub ya?" Radeya tersenyum menggoda. 

"What?" Zadyra melotot. Kemudian menggeleng keras. "Ngak. Mana ada cowok club suka ma cewek kek gue. Kakak gue anggota klub, dia yang kasih tau kalau ada acara makan-makan."

"Oh ya... mungkin saja loe punya. Mungkin...Emm... Emang loe gak mau punya pacar anak klub?" Radeya melempar pertanyaan tengil bin modus. 

Buset dah! Pertanyaan macam apa itu. Harus jawab apa coba? Batin Zadyra dalam hati. 

"Bukan kagak mau." Muka Zadyra memerah imut. "Tapi... siapa juga cowok club yang mau punya pacar cewek seperti gue? Rasanya seperti mimpi."

Betapa gadis berkulit seputih kapas itu harus menanggung malu, apa mau?

"Iya kali mimpi. Eh bijimana jika mimpi loe jadi kenyataan?" Radeya  tersenyum lagi. Sorot matanya seakan mengisyaratkan sesuatu. 

"Apa anak SMU yang belum punya pacar itu aneh?" Zadyra balik bertanya menantang. 

"Kagak sih. Lah kalo aneh, gue berarti cowok aneh dong? Pan gue juga belum punya pacar."

Keluar lagi jurus kadal darat dari Radeya. Sebuah jurus lama yang sangat mudah dihafal. 

"Gak percaya. Hari gini cowok ganteng kek loe belum punya cewek? Ngak mungkin!"

Zadyra untuk pertama kalinya berani mengungkapkan bahwa Radeya cowok good looking. 

"Benar kok. Loe udah tau nama gue.  Masalahnya gue belum tau nama loe siapa?"

Strategi berkenalan dengan cewek cantik itu akhirnya Radeya lakukan. Strategi cukup ampuh untuk mengetahui namanya. 

"Zadyra. Panggil aja Dyra. Adiknya Kak Arda, kapten klub sepak bola."


Apa yang akan terjadi selanjutnya? Next


Daftar Isi Novel First Love


Janur Ajur Manisnya Cinta Pertama 

(On Going) 


Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.

<Sebelumnya > <Selanjutnya >

Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

Post a Comment for "Cinta Dalam Diam, Janur Ajur Episode 3"