Pertemuan Tak Dirindukan, The Lost Forbidden Love Returns 2, Episode 3
Novel Series The Lost Forbidden Love Returns 2
Bebebs.com - Mentari telah kembali ke peraduan saat langkah tertatih letih dua sejoli dari masa lalu berbeda bahkan jenis kelaminpun beda yang kini melangkah bersama. Mereka berdua baru saja hendak pergi meninggalkan rumah sakit.
Masih nampak jelas dalam mindanya akan cowok bernama Raditya yang dulu seperti kucing dan anjing di mana selalu bertengkar.
"Kenalkan gue Lea, kakaknya Anni. Terimakasih sudah menolong adik gue. Jika tidak, mungkin gue kaga bisa memaafkan diri gue sendiri seumur hidup," ucapnya sedu-sedan dengan dua titik tirta bening bergelayut melompat membasahi pipi wajah cantiknya.
"Sama-sama. Gak usah loe pikirkan. Itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai sesama untuk saling menolong," jawab Dita lirih sembari menepuk pundak cewek yang usianya terpaut dua tahun lebih muda itu.
Ia hanya mengangguk terseguk layu. Kedua kaki Lea sudah tidak mampu menopang berat badanya lagi kemudian terjatuh ambruk sebelum menyentuh lantai lapangan parkir rumah sakit, spontan Raditya menangkapnya.
"Sudah jangan terlalu di pikirkan. Bukankah adik loe baik-baik saja?"
Bisa dikatakan, Lea memang seorang Play Girl yang memiliki banyak koleksi cowok selama ini. Bahkan semenjak duduk di bangku SMP, ia sudah menjadi gadis penakluk.
Bibir mungil mengoda, rambut panjang legam berkilau, alis mata lentik gadis keturunan Sunda-Jawa itu memang cantik dan juga smart. Karakternya berbeda jauh dengan Dita dan Raditya yang lebih suka menyendiri dan pilih-pilih teman.
Terutama Raditya cowok cool kutu buku yang bernampilan sederhana sedari SMP hingga SMA selalu banyak membuat cewek luluh untuk memilikinya. Hanya Dita lah, satu-satunya yang membencinya. Lain kini hatinya sudah di gerogoti suatu rasa yang sangat sulit di jelaskan dengan kata-kata.
Wiliam dan Muler dua cowok remaja SMA berkelahi merebutkan perhatian cinta Lea pada suatu siang. Hari itu sebenarnya setelah pulang sekolah Lea harus menjemput Anni adiknya karena Pak Sopir yang menjemput mereka sedang tidak masuk kerja, ada suatu halangan.
Lea yang mencoba melerai cowok-cowok itu menjadi lupa dan mengabaikan tanggung jawabnya. Pekerjaan paling menjenuhkan adalah menunggu, apalagi itu Anni yang notabanenya anak SD? Tentu kesal dan marah setelah pulang sekolah berjalan begitu saja sendirian di jalan hingga akhirnya terjadi kecelakaan.
Memang benar bahwa Anni bukan adik satu mama. Akan tetapi mamanya yang bernama Angela itu sangat menyayanginya dari kecil tanpa membedakan. Jika kata orang ibu tiri itu kejam, tidak pada Angela yang menyayangi dan mengasihi Lea lebih dari dirinya sendiri.
Lea juga sangat menyayangi Anni, adik perempuan satu bapak yang berdarah keturunan Minahasa-Jawa. Adiknya adalah permata bagi Lea. Hanya akibat makluk bernama cowok itu, dia hampir kehilangan sesuatu yang paling di sayangi, adiknya.
Penyesalanya mencokol-cokol dalam dada Lea karena telah mengecewakan mama dan papanya dengan mementingkan pacaran. Hampir-hampir saja adik tercintanya kehilangan nyawa.
"Gue kagak bisa memaafkan diri gue sendiri!" Pekik tangisnya sedu-sedan.
"Takdir memang lucu. Meski kita satu sekolahan tidak saling kenal. Dalam hidup ini semuanya sudah ada yang mengatur. Kewajiban kita hanya melakukan yang terbaik," kata Raditya menenangkan.
"Benar, Dit. Yang terpenting kita bisa mengambil pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan itu," imbuh Dita yang kemudian duduk di sebelahnya.
"Makasih yak, Kak, kalian sudah baik ma gue. Seandainya gue punya kakak seperti kalian, alangkah bahagianya," balas Lea memandangi mereka. Sesaat cahaya masuk pada lensa mata Raditya yang kemudian memantul tatapannya seolah sesuatu terjadi.
Sesuatu yang meneduhkan hati menentramkan jiwa, bergelayut lembut buih-buih rasa merona indah luar biasa. Susah rasanya di jelaskan dengan kata-kata.
"Loe masih kuat, Radit?" tanya Dita pada cowok di sebelahnya lagi menyetir mobil. Terlihat wajah Raditya begitu lesu dalam mobil saat perjalanan pulang.
"Emang loe bisa nyetir?" balik tanya mencebik.
"Kagak bisa," balasnya dongkol.
"Tenang saja, gue masih kuat kok."
"Bener?"
"Ya elah, denger ya! Gue tu bukan cowok lemah tau," balas Raditya membuang nafas. Hanya apa yang terucap oleh bibirnya tidak sama dengan kenyataan bahwa cowok itu tubuhnya lagi lemah-lesu.
Dita memaksa Raditya untuk menghentikan mobil dan digantikanya menyetir. Hari itu justru Dita lah yang mengantarkan anak pertama Urya itu pulang ke rumah.
Melaju kencang mesin bertenaga kuda dengan cat putih mutiara lembayung dengan driver cantik gadis sinis bernama Dita Aulia itu pun akhirnya tiba di rumah Raditya. Sementara di teras depan perumahan elite degan pilar-pilar berhiaskan ukiran batu alam terlihat Anya sedang menunggu cemas kepulangan seseorang selalu menggetaran hatinya.
Setelah Hummer ha2 itu terparkir manis di garasi, Dita segera turun dari mobil di susul Raditya. Sontak saja seperti petir menyambar hati Anya kaget tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Dita?" Anya bertanya dengan suara parau. Oh tidak...! Bagaimana bisa mahkluk berjenis kelamin wanita itu bersama Raditya.
"Anya... Loe ada di sini?"
"Loe juga. Ngapain loe ama Kak Radit?" balik tanya sinis.
"Oh ya, gue lupa cerita ama loe, Dit. Kalau Anya tinggal di sini bersama gue dan mama. Anya udah menjadi bagian keluarga gue," ucap Raditya menjelaskan.
"Kok bisa, Anya jadi istri lu, maksudnya?" tanya Dita ketus.
"Bukan begitu. Nanti gue ceritain dah. Masuk rumah dulu yuk!" pinta Raditya.
Sesampainya di ruang tamu rumah Raditya menceritakan semuanya kenapa Anya tentang apa yang terjadi kenapa pulang terlambat. Dita duduk di sebelahnya juga ikut menjelaskan.
"Ma, kenalin ini Dita teman Raditya dan Ta ini mama gue yang paling cantik di sini," putra pertama Surya itu mengenalkan.
"Malam Tante, saya Dita teman sekolah Raditya dan Anya," ucap Dita lalu mencium tangan Eva tanpa tau bahwa sebenarnya Dita Aulia S adalah putri Alena Velovena dengan mahkluk berjenis kelamin pria bernama Urya.
Andai saja Eva tau siapa sebenarna Dita maka perang dunia ke empat pasti terjadi. Ledakan bom waktu tentu lebih dahsyat dari pada bom atom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki.
Denting jam dinding menunjukan pukul delapan malam saat Anya menyuguhkan minuman dingin pada Dita. Bulan bintang pun tau bahwa Anya sangat mencintai Raditya dan kini ia harus bersaing dengan Dita.
"Kalian silahkan mengobrol, Tante tinggal dulu ya," pamit Eva meninggalkan ruang tamu tengah setelah mencium putra sematawayangnya.
Dita melihat ikatan begitu kuat antara Raditya dan Eva. Entah mengapa semendadak hatinya terasa perih, seolah ada sesuatu menggumpal sesakan dada.
Benar saja, hubungan Dita dengan Alena memang sangat buruk dan menyakitkan. Tidak terasa tirta bening melompat begitu saja membasahi pipinya. Segera secepat kilat mengusapnya dengan membuang muka.
"Ayuk di minum Ta," suguh Anya.
Dinding-dinding rumah menjadi saksi betapa kering-kerontang jiwa Dita akan kasih sayang seorang mama. Hatinya ringkih terkapar gersang sekalipun ia harus meminum air di lautan tidak akan sanggup menghapus dahaga dalam dada. Apalagi hanya segelas air dingin tidak ubahnya seperti menelan jelijihnya sendiri.
"Makasih ya," balas Dita lalu meneguk air sirup dingin berwarna merah.
"Dunia ini lucu ya, Ta? Dulu loe ma Kak Raditya seperti kucing dan anjing saat ketemu. Siapa sangka sekarang kalian bisa berteman baik?" Anya menyindir pada Dita setelah Radit ke belakang.
"Jangan salah paham, Nya. Gue ma Radit hanya berteman saja!" balasnya.
"Gue kira, loe dulu pacarnya Raditya? Gak nyangka malah jadi adiknya. Gue minta maaf jika selama ini sudah bersikap kasar pada kalian."
Sebuah kata minta maaf yang tidak pernah di ucapkan Dita pada Anya selama ini. Minta maaf susah? Jangan-jangan Dita ada pamrihnya?
"Maaf? Jawab jujur, Ta. Loe suka kan ma Kak Raditya?"
"Suka? Gila loe, Nya. Kalaupun gue suka ma Raditya, apa masalahnya?" balik tanya Dita menantang.
"Masalahnya loe... Sudahlah lupakan saja," balas Anya kelu.
Gilanya adalah Agra belum juga menikah sejak bercerai dengan Alena enam tahun yang lalu. Sebenarnya sudah sering Dita meminta papanya untuk menikah lagi. Sama jawaban Pria berhati ketan itu, selalu menolak permintaan putrinya.
Cinta Agra pada Alena begitu dalam, tidak bersyarat. Justru itulah yang membuatnya semakin rumit. Bagaimana tidak? Cinta Alena pada ayah biologis Dita juga tidak bersyarat. Urya sama sekali tidak tau jika sebenarnya Alena tidak berkhianat.
"Kalian sepertinya asyik mengobrol, kenapa tidak menginap di sini aja, Ta?" Raditya menatap paras cantik Dita dengan terpukau. Pancaran kilau paras cantiknya mempora-porandakan akal sehat dalam minda.
"Mungkin lain waktu aja. Gue tadi udah minta papa untuk menjemput," balasnya lebih ramah.
"Beruntungnya loe punya papa yang perhatian. Gue bahkan tidak pernah tau seperti apa wajah papa," ucap Raditya sedan.
Sebenarnya kita sama. Tidak tau seperti apa wajah ayah kandung kita, keluh Dita dalam hati. Kedua sejoli itu merasakan suatu perasaan yang sama. Sebuah kerinduan mendalam pada papa kandungnya sendiri.
Anya melihat pemandangan Dita dan Raditya bercengkerama di ruang tamu bagian tengah, membuat hatinya mengangah. Rasa cemburu menghantam dada, bercokol-dongkol.
Raditya mendorong tubuh Anya perlahan sehingga rebah di ranjang, sementara kedua kaki gadis itu tetap menjuntai di pinggir dipan.
Begitu cekatan Anya membantu Raditya mempercepat segalanya. Melalui tangan bergetar ia membuka sendiri kancing-kancing baju yang belum terbuka.
"Rengkuh dan miliki aku seutuhnya, Kak. Cintaku hanya untukmu. Bisakan cukup hanya aku dan selalu aku, bisa 'kan?"
Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.
Bebebs.com - Mentari telah kembali ke peraduan saat langkah tertatih letih dua sejoli dari masa lalu berbeda bahkan jenis kelaminpun beda yang kini melangkah bersama. Mereka berdua baru saja hendak pergi meninggalkan rumah sakit.
Dita masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Mengapa saat memandang Raditya hatinya merasa tentram, terpancar kilauan semburat cowok yang dulu paling dia benci kini meneduhkan.
Masih nampak jelas dalam mindanya akan cowok bernama Raditya yang dulu seperti kucing dan anjing di mana selalu bertengkar.
Hari ini mereka berdua begikompak tanpa pertengkaran bahkan perlahan-lahan secara diam hati Dita melipir luluh.
Entah senyawa apa yang membuat ion-ion negatif dalam hati Dita mengikat seperti ada magnet yang menarik menjadi ion positif tentang Raditya. Mereka berjalan seirama ke luar rumah sakit menuju mobil di pakiran.
"Tunggu...! Jangan pergi dulu!"
Petemuan Tak Terduga, Menorehkan Tanya
Entah senyawa apa yang membuat ion-ion negatif dalam hati Dita mengikat seperti ada magnet yang menarik menjadi ion positif tentang Raditya. Mereka berjalan seirama ke luar rumah sakit menuju mobil di pakiran.
"Tunggu...! Jangan pergi dulu!"
Sebuah suara terdengar memanggil dari belakang membuat dua remaja yang baru akur itu menoleh bersama seirama. Terlihat cewek cantik berlari tergopoh menghampiri.
"Kenalkan gue Lea, kakaknya Anni. Terimakasih sudah menolong adik gue. Jika tidak, mungkin gue kaga bisa memaafkan diri gue sendiri seumur hidup," ucapnya sedu-sedan dengan dua titik tirta bening bergelayut melompat membasahi pipi wajah cantiknya.
"Sama-sama. Gak usah loe pikirkan. Itu sudah menjadi kewajiban kita sebagai sesama untuk saling menolong," jawab Dita lirih sembari menepuk pundak cewek yang usianya terpaut dua tahun lebih muda itu.
Ia hanya mengangguk terseguk layu. Kedua kaki Lea sudah tidak mampu menopang berat badanya lagi kemudian terjatuh ambruk sebelum menyentuh lantai lapangan parkir rumah sakit, spontan Raditya menangkapnya.
Segera Dita dan Raditya menuntun gadis cantik keturunan Sunda-Jawa itu menepi dan mendudukannya di pinggir trotoar.
Dita mengulurkan tangan memberikan minuman botol pada kakaknya Anni itu.
"Sudah jangan terlalu di pikirkan. Bukankah adik loe baik-baik saja?"
Raditya menenangkan, mengelus punggung gadis itu. Rasanya entah mengapa begitu tidak asing baginya.
"Ini semua salah gue, Kak!" serunya menangis sejadi-jadinya. Ternyata mereka bertiga dalam satu SMA yang sama. Raditya dan Dita baru saja lulus, sedangkan Lea baru mau naik kelas XI IPA 2.
Sebenarnya Lea Nita Aulia S. adalah adik kelasnya. Hanya mereka semua tidak saling mengenal satu sama lain sebelumnya. Mungkin pernah melihatnya namun tidak memperhatikan. Bahkan Dita dan Raditya bisa akur itupun menjelang kelulusan.
Mengapa dari mata, rambut, wajah dan semuanya. Mereka bertiga seolah mirip? Jika orang lain melihat mereka bertiga pasti akan dianggap sebagai saudara kandung, apakah demikian sementara tidak saling kenal?
"Ini semua salah gue, Kak!" serunya menangis sejadi-jadinya. Ternyata mereka bertiga dalam satu SMA yang sama. Raditya dan Dita baru saja lulus, sedangkan Lea baru mau naik kelas XI IPA 2.
Sebenarnya Lea Nita Aulia S. adalah adik kelasnya. Hanya mereka semua tidak saling mengenal satu sama lain sebelumnya. Mungkin pernah melihatnya namun tidak memperhatikan. Bahkan Dita dan Raditya bisa akur itupun menjelang kelulusan.
Mengapa dari mata, rambut, wajah dan semuanya. Mereka bertiga seolah mirip? Jika orang lain melihat mereka bertiga pasti akan dianggap sebagai saudara kandung, apakah demikian sementara tidak saling kenal?
Pertemuan dengan Playgirl
Bisa dikatakan, Lea memang seorang Play Girl yang memiliki banyak koleksi cowok selama ini. Bahkan semenjak duduk di bangku SMP, ia sudah menjadi gadis penakluk.
Bibir mungil mengoda, rambut panjang legam berkilau, alis mata lentik gadis keturunan Sunda-Jawa itu memang cantik dan juga smart. Karakternya berbeda jauh dengan Dita dan Raditya yang lebih suka menyendiri dan pilih-pilih teman.
Terutama Raditya cowok cool kutu buku yang bernampilan sederhana sedari SMP hingga SMA selalu banyak membuat cewek luluh untuk memilikinya. Hanya Dita lah, satu-satunya yang membencinya. Lain kini hatinya sudah di gerogoti suatu rasa yang sangat sulit di jelaskan dengan kata-kata.
Sebab Kejadian Hari Itu
Wiliam dan Muler dua cowok remaja SMA berkelahi merebutkan perhatian cinta Lea pada suatu siang. Hari itu sebenarnya setelah pulang sekolah Lea harus menjemput Anni adiknya karena Pak Sopir yang menjemput mereka sedang tidak masuk kerja, ada suatu halangan.
Lea yang mencoba melerai cowok-cowok itu menjadi lupa dan mengabaikan tanggung jawabnya. Pekerjaan paling menjenuhkan adalah menunggu, apalagi itu Anni yang notabanenya anak SD? Tentu kesal dan marah setelah pulang sekolah berjalan begitu saja sendirian di jalan hingga akhirnya terjadi kecelakaan.
Memang benar bahwa Anni bukan adik satu mama. Akan tetapi mamanya yang bernama Angela itu sangat menyayanginya dari kecil tanpa membedakan. Jika kata orang ibu tiri itu kejam, tidak pada Angela yang menyayangi dan mengasihi Lea lebih dari dirinya sendiri.
Lea juga sangat menyayangi Anni, adik perempuan satu bapak yang berdarah keturunan Minahasa-Jawa. Adiknya adalah permata bagi Lea. Hanya akibat makluk bernama cowok itu, dia hampir kehilangan sesuatu yang paling di sayangi, adiknya.
Penyesalanya mencokol-cokol dalam dada Lea karena telah mengecewakan mama dan papanya dengan mementingkan pacaran. Hampir-hampir saja adik tercintanya kehilangan nyawa.
"Gue kagak bisa memaafkan diri gue sendiri!" Pekik tangisnya sedu-sedan.
"Takdir memang lucu. Meski kita satu sekolahan tidak saling kenal. Dalam hidup ini semuanya sudah ada yang mengatur. Kewajiban kita hanya melakukan yang terbaik," kata Raditya menenangkan.
"Benar, Dit. Yang terpenting kita bisa mengambil pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan itu," imbuh Dita yang kemudian duduk di sebelahnya.
"Makasih yak, Kak, kalian sudah baik ma gue. Seandainya gue punya kakak seperti kalian, alangkah bahagianya," balas Lea memandangi mereka. Sesaat cahaya masuk pada lensa mata Raditya yang kemudian memantul tatapannya seolah sesuatu terjadi.
Sesuatu yang meneduhkan hati menentramkan jiwa, bergelayut lembut buih-buih rasa merona indah luar biasa. Susah rasanya di jelaskan dengan kata-kata.
Profesor matematika manapun tidak akan mampu menjelaskan formasi rumus yang tepat untuk sebuah cinta. Bahkan sang pujangga yang pandai merangkai kata hanya bisa berbual saja.
Sudah terlihat Lea lebih tenang, Raditya dan Dita pun hendak pergi pulang meninggalkannya sebelum setelah gadis berdarah Sunda-Jawa itu meminta alamat rumah mereka.
Inilah pertama kalinya Dita pulang ke rumah mau di antar teman pria. Entah sihir apa yang mampu mengubah mindanya tentang kebencian dan ketakutan.
Dita hanya tidak ingin seperti Alena mamanya yang mencintai pria dengan cinta buta. Bagaimana mungkin Alena bisa bertahun-tahun berlalu masih saja menunggu pulang laki-laki yang kini tidak tau di mana rimbanya.
Sunguh tidak masuk akal ada orang seperti itu. Itulah mengapa Dita sangat takut jatuh cinta. Lebih aneh mengapa justru kini berubah seratus delapan puluh derajat?
Sudah terlihat Lea lebih tenang, Raditya dan Dita pun hendak pergi pulang meninggalkannya sebelum setelah gadis berdarah Sunda-Jawa itu meminta alamat rumah mereka.
Inilah pertama kalinya Dita pulang ke rumah mau di antar teman pria. Entah sihir apa yang mampu mengubah mindanya tentang kebencian dan ketakutan.
Dita hanya tidak ingin seperti Alena mamanya yang mencintai pria dengan cinta buta. Bagaimana mungkin Alena bisa bertahun-tahun berlalu masih saja menunggu pulang laki-laki yang kini tidak tau di mana rimbanya.
Sunguh tidak masuk akal ada orang seperti itu. Itulah mengapa Dita sangat takut jatuh cinta. Lebih aneh mengapa justru kini berubah seratus delapan puluh derajat?
"Loe masih kuat, Radit?" tanya Dita pada cowok di sebelahnya lagi menyetir mobil. Terlihat wajah Raditya begitu lesu dalam mobil saat perjalanan pulang.
"Emang loe bisa nyetir?" balik tanya mencebik.
"Kagak bisa," balasnya dongkol.
"Tenang saja, gue masih kuat kok."
"Bener?"
"Ya elah, denger ya! Gue tu bukan cowok lemah tau," balas Raditya membuang nafas. Hanya apa yang terucap oleh bibirnya tidak sama dengan kenyataan bahwa cowok itu tubuhnya lagi lemah-lesu.
Dita memaksa Raditya untuk menghentikan mobil dan digantikanya menyetir. Hari itu justru Dita lah yang mengantarkan anak pertama Urya itu pulang ke rumah.
Driver Cantik itu Dita Aulia
Melaju kencang mesin bertenaga kuda dengan cat putih mutiara lembayung dengan driver cantik gadis sinis bernama Dita Aulia itu pun akhirnya tiba di rumah Raditya. Sementara di teras depan perumahan elite degan pilar-pilar berhiaskan ukiran batu alam terlihat Anya sedang menunggu cemas kepulangan seseorang selalu menggetaran hatinya.
Setelah Hummer ha2 itu terparkir manis di garasi, Dita segera turun dari mobil di susul Raditya. Sontak saja seperti petir menyambar hati Anya kaget tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.
"Dita?" Anya bertanya dengan suara parau. Oh tidak...! Bagaimana bisa mahkluk berjenis kelamin wanita itu bersama Raditya.
"Anya... Loe ada di sini?"
"Loe juga. Ngapain loe ama Kak Radit?" balik tanya sinis.
"Oh ya, gue lupa cerita ama loe, Dit. Kalau Anya tinggal di sini bersama gue dan mama. Anya udah menjadi bagian keluarga gue," ucap Raditya menjelaskan.
"Kok bisa, Anya jadi istri lu, maksudnya?" tanya Dita ketus.
"Bukan begitu. Nanti gue ceritain dah. Masuk rumah dulu yuk!" pinta Raditya.
Sesampainya di ruang tamu rumah Raditya menceritakan semuanya kenapa Anya tentang apa yang terjadi kenapa pulang terlambat. Dita duduk di sebelahnya juga ikut menjelaskan.
Belum sampai selesai cowok gagah itu bercerita, terlihat Eva baru pulang kantor.
"Ma, kenalin ini Dita teman Raditya dan Ta ini mama gue yang paling cantik di sini," putra pertama Surya itu mengenalkan.
"Malam Tante, saya Dita teman sekolah Raditya dan Anya," ucap Dita lalu mencium tangan Eva tanpa tau bahwa sebenarnya Dita Aulia S adalah putri Alena Velovena dengan mahkluk berjenis kelamin pria bernama Urya.
Andai saja Eva tau siapa sebenarna Dita maka perang dunia ke empat pasti terjadi. Ledakan bom waktu tentu lebih dahsyat dari pada bom atom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki.
Denting jam dinding menunjukan pukul delapan malam saat Anya menyuguhkan minuman dingin pada Dita. Bulan bintang pun tau bahwa Anya sangat mencintai Raditya dan kini ia harus bersaing dengan Dita.
"Kalian silahkan mengobrol, Tante tinggal dulu ya," pamit Eva meninggalkan ruang tamu tengah setelah mencium putra sematawayangnya.
Dita melihat ikatan begitu kuat antara Raditya dan Eva. Entah mengapa semendadak hatinya terasa perih, seolah ada sesuatu menggumpal sesakan dada.
Benar saja, hubungan Dita dengan Alena memang sangat buruk dan menyakitkan. Tidak terasa tirta bening melompat begitu saja membasahi pipinya. Segera secepat kilat mengusapnya dengan membuang muka.
"Ayuk di minum Ta," suguh Anya.
Dinding-dinding rumah menjadi saksi betapa kering-kerontang jiwa Dita akan kasih sayang seorang mama. Hatinya ringkih terkapar gersang sekalipun ia harus meminum air di lautan tidak akan sanggup menghapus dahaga dalam dada. Apalagi hanya segelas air dingin tidak ubahnya seperti menelan jelijihnya sendiri.
"Makasih ya," balas Dita lalu meneguk air sirup dingin berwarna merah.
"Dunia ini lucu ya, Ta? Dulu loe ma Kak Raditya seperti kucing dan anjing saat ketemu. Siapa sangka sekarang kalian bisa berteman baik?" Anya menyindir pada Dita setelah Radit ke belakang.
"Jangan salah paham, Nya. Gue ma Radit hanya berteman saja!" balasnya.
"Gue kira, loe dulu pacarnya Raditya? Gak nyangka malah jadi adiknya. Gue minta maaf jika selama ini sudah bersikap kasar pada kalian."
Sebuah kata minta maaf yang tidak pernah di ucapkan Dita pada Anya selama ini. Minta maaf susah? Jangan-jangan Dita ada pamrihnya?
"Maaf? Jawab jujur, Ta. Loe suka kan ma Kak Raditya?"
"Suka? Gila loe, Nya. Kalaupun gue suka ma Raditya, apa masalahnya?" balik tanya Dita menantang.
"Masalahnya loe... Sudahlah lupakan saja," balas Anya kelu.
Masalahnya Anya cinta setengah hidup pada Raditya. Meskipun cintanya bertepuk sebelah tangan dan itu rasanya sakit sekali.
Kasih Sayang Ayah Tiri
Sebuah hubungan tanpa ikatan darah, kasih sayang Agra kepada putrinya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Dita meminta papanya untuk menjemputnya di rumah Raditya setelah tadi sore mengabari lewat pesan singkat WhatsSapp.Gilanya adalah Agra belum juga menikah sejak bercerai dengan Alena enam tahun yang lalu. Sebenarnya sudah sering Dita meminta papanya untuk menikah lagi. Sama jawaban Pria berhati ketan itu, selalu menolak permintaan putrinya.
Cinta Agra pada Alena begitu dalam, tidak bersyarat. Justru itulah yang membuatnya semakin rumit. Bagaimana tidak? Cinta Alena pada ayah biologis Dita juga tidak bersyarat. Urya sama sekali tidak tau jika sebenarnya Alena tidak berkhianat.
"Kalian sepertinya asyik mengobrol, kenapa tidak menginap di sini aja, Ta?" Raditya menatap paras cantik Dita dengan terpukau. Pancaran kilau paras cantiknya mempora-porandakan akal sehat dalam minda.
"Mungkin lain waktu aja. Gue tadi udah minta papa untuk menjemput," balasnya lebih ramah.
"Beruntungnya loe punya papa yang perhatian. Gue bahkan tidak pernah tau seperti apa wajah papa," ucap Raditya sedan.
Sebenarnya kita sama. Tidak tau seperti apa wajah ayah kandung kita, keluh Dita dalam hati. Kedua sejoli itu merasakan suatu perasaan yang sama. Sebuah kerinduan mendalam pada papa kandungnya sendiri.
Seperti apa wajahnya, baik atau buruk? Semuanya sisakan pertanyaan dan misteri.
"Emang papa loe ke mana?"
"Papa kecelakaan pesawat terbang saat gue dalam kandungan. Bahkan hingga kini, gua tidak bisa melihat makamnya," balas Radit dengan dua titik sayu menggelayut di ke dua matanya.
"Emang papa loe ke mana?"
"Papa kecelakaan pesawat terbang saat gue dalam kandungan. Bahkan hingga kini, gua tidak bisa melihat makamnya," balas Radit dengan dua titik sayu menggelayut di ke dua matanya.
Bagai petir menyambar hati, hancur berantakan. Ada nyeri perih terasakan. Seperti apa rasanya tidak mengenal papa kandung sendiri sejak kelahiran? Secara sebagai anak, sebagai putri, sebagai putra ada perasaan menghunjam dada.
"Maafin gue, Dit." Cewek keturunan Jawa Timur itu menghela nafas seolah ada suatu benda mencokol-cokol hingga sulit bernafas, nyesek.
"Maafin gue, Dit." Cewek keturunan Jawa Timur itu menghela nafas seolah ada suatu benda mencokol-cokol hingga sulit bernafas, nyesek.
Cemburu Rayu Diam Seribu Bahasa
Anya melihat pemandangan Dita dan Raditya bercengkerama di ruang tamu bagian tengah, membuat hatinya mengangah. Rasa cemburu menghantam dada, bercokol-dongkol.
Apalagi pembicaraan keduanya mengalir intens membuat hati Anya semakin sakit perih, sakit tiada terkira. Api cemburu menyala membakar dada memaksa ternggorokanya tercekat hingga harus diam seribu bahasa.
Benarkah seorang cewek saat cemburu hanya bisa diam atau sejatinya Anya tidak berdaya tentang pergulatan batin itu.
Rasa cemburu itu membuat Anya bertekad sekuat bajra untuk mendapatkan cinta Raditya. Membawa anganya berenang jauh membayangkan.....
Raditya mendorong tubuh Anya perlahan sehingga rebah di ranjang, sementara kedua kaki gadis itu tetap menjuntai di pinggir dipan.
Sambil menikmati pagutan yang ranum itu, tangan Raditiya mulai membuka baju Anya.
Aneh dalam permaian mengapa cinta ini lancar sekali. Padahal selama ini Raditya menganggapnya sebagai adik. Mungkinkah memang naluri keduanya sudah sejalan dan selama ini dipendam, kemudian kini keluar tidak terbendung lagi?
Begitu cekatan Anya membantu Raditya mempercepat segalanya. Melalui tangan bergetar ia membuka sendiri kancing-kancing baju yang belum terbuka.
Sangat cepat, tanpa waktu lama segala kembar melandai-landai menantang ditaklukkan. Kedua harum-ranum menantang itu segera terpampang bebas.
Raditya bergetar hebat, dadanya bergemuruh tidak terkendali lagi.
"Rengkuh dan miliki aku seutuhnya, Kak. Cintaku hanya untukmu. Bisakan cukup hanya aku dan selalu aku, bisa 'kan?"
Anya menjerit manja mengurai kata-kata begitu saja. Raditya sempat terkaget mendengar jeritnya, lalu segera membungkam mulut gadis itu dengan mulutnya, sehingga akhirnya Anya cuma mengeluarkan suara,
“emm…” yang tidak jelas.
Anya menggelinjang, merasakan sergapan rasa geli yang sangat nikmat memenuhi dadanya. Mulutnya yang dibungkam mulut Raditiya mengerang pelan.
Satu tangannya memeluk leher Raditiya erat-erat, sementara satu tangan yang lain memegangi tangan kekasihnya yang ada di dadanya.
Anya penasaran, apa yang akan dikerjakan tangan itu di dadanya,… ingin tahu mengapa tangan itu menimbulkan nikmat luar biasa di tubuhnya.
Gadis itu menggelinjang kuat-kuat, merasakan betapa tekanan dan putaran tangan Raditiya seperti menimbulkan percikan-percikan listrik di seluruh tubuhnya. Gadis itu mengerang lagi, menggelinjang lagi, gelisah sekali......
Apa yang aku lakukan? Keluh Anya dalam hati kembali tersadar dari lamunan yang menggila.
Tunggu Dita pergi dari rumah, akan aku taklukan Raditya, ancam keluh bergumam lebih pada bicara sendiri.
Hatinya meneteskan darah yang membakar pedih setiap saat. Kemanapun Anya memalingkan muka hanya nampak mutiara wajah Raditya tersenyum manis menginjak-injak mengitari angan.
Hatinya meneteskan darah yang membakar pedih setiap saat. Kemanapun Anya memalingkan muka hanya nampak mutiara wajah Raditya tersenyum manis menginjak-injak mengitari angan.
"Sepertinya papa gue dah datang. Gue pulang dulu ya," pamit Dita setelah mendengar suara mobil milik ayahnya terparkir di depan rumah.
Benar Agra telah tiba di rumah Raditya. Ia memilih menunggu Dita di luar.
Plong lega rasanya bagi Anya. Akhirnya mahkluk berjenis kelamin betina bernama Dita Aulia S itu pulang juga. Sedangkan bagi Raditya hatinya menggelinding penuh tanya bersama temaram malam tidak beraturan.
Plong lega rasanya bagi Anya. Akhirnya mahkluk berjenis kelamin betina bernama Dita Aulia S itu pulang juga. Sedangkan bagi Raditya hatinya menggelinding penuh tanya bersama temaram malam tidak beraturan.
Aku harus bertindak cepat sebelum semuanya terlambat, Anya memiliki sebuah ide untuk membuat Raditya tidak berdaya. Apa yang akan terjadi?
Next
Daftar Isi Novel
Index Link Novel Cinta Terlarang Seasion 2
Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.
Post a Comment for "Pertemuan Tak Dirindukan, The Lost Forbidden Love Returns 2, Episode 3"
Disclaimer: Semua isi konten baik, teks, gambar dan vidio adalah tanggung jawab author sepenuhnya dan jika ada pihak-pihak yang merasa keberatan/dirugikan silahkan hubungi admin pada disclaimer untuk kami hapus.