Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Perang Dunia Kelima, Cinta Terlarang 2 Episode 17

Novel Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa?  Session 2 Episode 17




Novel Romantis Bebebs.com- Tangan kesunyian selembut sutra mencengkram kuat melalui jemari sepi menyakiti hati dengan kesedihan. Tepat garis merambat naik-turun bergerak melambat terpapar di layar komputer elektrokardiogram menyeringai kematian Raditya yang tengah terbujur kaku di atas matras hospital bed selama satu minggu berlalu.

Lelehan air mata Anya menyimbahi penantian mengering gersang terbakar kepedihan. Entah sampai kapan kekasihnya itu terbangun dari lautan tidur dengan nafas-nafas dingin yang akan memisahkan nyawa dari raga.

"Apa kamu masih ingat hari saat kita bertemu? Ketika lingkaran rohmu mengitari nyawa dan para malaikat cinta melayang ke udara seraya menyanyikan lagu pujian untuk jiwa yang telah mati?

Aku mencintaimu tanpa syarat apapun juga. Jika mencintaimu adalah sebuah kesalahan maka aku tidak ingin benar. Kamu dan hanya kamu rumah yang aku tuju.

Air mata terkadang mengalir begitu saja saat aku ingin menjauh darimu. Melarikan diri agar tidak membebanimu. Perasaan itu sendiri yang memilih ada meski kenyataannya akan menjadi luka."  



Tangis Anya  sendu-sedan. Ada gumpalan memenuhi dada, nyesek.

Hasil pemeriksaan Polisi sudah dipastikan jika Raditya mencoba mengakhiri hidupnya dengan cara menabrakkan diri pada mobil yang melaju kencang di jalanan. Mobil Hummer h2 milik Raditya tidak mengalami kerusakan sama sekali.

"Apakah kamu masih ingat suatu masa saat ciuman intim yang kamu daratkan di bibir mungilku? Saat hembusan nafas harummu membangkitkan hasrat membumbung ke angkasa dari penjara sempit hatiku.


Bagian ini yang membuatku merasa cinta ini tidak adil. Aku sudah memberikan segalanya. Aku juga tidak menuntut apapun. Kenapa justru cintaku membuat orang yang aku sayangi menderita? 

Jika bisa menukar nyawaku untuk kesembuhanmu, aku rela memberikannya. Asal kamu bahagia, aku rela. Apapun yang terjadi nanti, mencintaimu aku tidak akan menyesalinya."


Jerit Anya dalam hati. Sebening tirta terus membasahi pipinya. 

Bagi Anya jika pada akhirnya Raditya nanti menikahi Dita saat terbangun dari tidur panjangnya.  Ia rela sepenuh jiwa meneteskan air mata darah demi kebahgiaan mereka.


"Kamu istirahat aja dulu, Nya."

Sebuah suara yang membuatnya menoleh pada mamanya. Eva baru saja tiba dan saatnya mereka giliran Anya yang harus pulang untuk beristirahat.

"Benar yang dikatakan Mama itu." Angela menimpali. Sore itu Angela juga datang untuk menjenguk untuk kesekian kalinya. 

Mereka baru satu minggu saling mengenal, hanya  terlihat hubungan tanpa ikatan darah semakin menguat. Angela dan Eva langsung cipika-cipiki selanjutnya duduk di atas kursi.



"Angela... Maaf sudah merepotkanmu," kata Eva memandang sumringah. Baginya, Angela tidak ubahnya adiknya sendiri.

"Gak kok, Mbak. Inikan kemauan saya sendiri. Raditya itu sudah kita anggap seperti anak sendiri. Bang Bayu juga sangat sayang padanya," balas Angela jujur.

Mereka tanpa mengetahui kebenaranya, Bayu dan Angela selama setahun sudah mengangap Dita, Kanya dan Raditya seperti anak sendiri. Entah apa  akan terjadi jika Bayu mengetahui bahwa yang terbujur kaku antara hidup dan mati itu adalah anak kandungnya?

"Ya bener, Ma. Om Bayu itu orangnya baik lho," sahut Anya menimpali.

"Oh ya, Angela. Di mana suamimu? Aku belum sempat mengucapkan terima kasih telah menyayangi anak-anakku seperti anaknya sendiri." 

Eva menepuk punggung tangan Angela hangat. Kedua wanita itu lalu saling melempar senyuman.

"Bang Bayu sudah satu minggu di luar Kota, Mbak....." balasnya tersenyum. Belum sempat Angela menyelesaikan kata-katanya bahwa hari ini suaminya pulang. Semendadak angin Bayu mucul.....

"Gimana keadaan Raditya, Sayang?"

Sebuah tanya yang membuat kedua kelopak mata Eva membelalak, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Wajah, alis, hidung, suara dari ujung kaki hingga ujung kepala sama sekali tidak asing buatnya. Lelaki yang  suaranya selalu mampu meluluhkan semua emosinya. Apalagi saat bibir merekahnya membisik manja di telinga? Sungguh luluh lantah segala emosi.

"Masih kritis, Om," balas Anya tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi.

Bercucuran air mata Eva mengalir bersamaan api dendam menyala menyengat sukma. Membakar hingga kepalung-palung hati terdalam. Suaranya layu tercekat lantaran kerongkongan terbakar perih memenuhi rongga dada.


Pecah Perang Dunia Kelima 


Perang dunia kelima tidak bisa terhindarkan lagi. Takdir telah mempertemukan mereka disaat putra satu-satunya sekarat antara hidup dan mati.

"Apa mungkin yang ada dihadapanku ini benar-benar Mas Urya? Atau aku sedang bermimpi. Kenapa Angela pernah bercerita bahwa suaminya itu bernama Bayu? Semoga yang aku lihat ini tidak benar," pekik Eva sendu-sedan.

Kedua kaki Bayu masih terekat pada lantai mematung seketika saat melihat istri pertamanya itu ada dihadapanya. Selama dua puluh tahun yang selalu menyika mindanya hingga tidak mampu memanggil namanya berulang kali.

Angela tercengang melihat Eva menatap aneh suaminya. Suami yang keperkasaanya selalu memaksanya bertekuk lutut tepar kelonjotan dihadapanya.

"Mbak Eva baik-baik saja?" tanya Angela tertegun.

Eva masih baik-baik saja di situ. Masih tetap di kamar menunggu suaminya pulang. Pulang untuk dibejek-bejek hingga hancur lebur tidak tersisa. Dari seluruh bayangan akan tubuh Urya, hanya matanya lah yang masih tersisa utuh dalam memori Eva. Sementara bayang tubuhnya yang lain mulai mengabur.

"Baik... " jawabnya lirih. 

Jangankan manuisa? Semua orang hingga Iblis pun tau sebuah pertanyaan baik selalu terjawab 'baik'. Sedangkan mereka itu bukan 'semua orang'.  Suami istri yang telah berpisah selama dua puluh tahun karena pengkhianatan cinta.

"M-mas Urya... ?" tanya Eva perih. 

Sebening tirta melompat membasaihi pipi. Bayu hanya mematung tidak mampu sedikitpun menggerakan kakinya untuk berlari lagi seperti yang pernah ia lakukan selama ini. Urya pernah mengikat janji suci untuk dirinya sendiri dan Eva dihadapan Tuhan Sang Penguasa Jiwa.

Sebuah janji  tercipta hanya untuk Urya ingkari. Sebuah janji Urya tidak lagi mampu untuk menepati. Keburukan masa lalu yang selalu menyiksa batinnya hingga kini.

Urya masih tetap terdiam dan memohon sesuatu yang dapat menyelamatkannya dari kenyataan pahit itu. Fakta bahwa Eva adalah hatinya tetap tidak tergantikan meski sudah menikahi Gina dan Angela.

"E-eva...?" 

Sebuah nama yang selalu ada dan tertata rapi dalam hati Urya hingga ujung senja. Sebuah nama  selalu memporak-porandakan kalbunya di setiap penghujung hari.

Plakk.... 

Eva menampar, meninju, menjotos, membejek-bejek wajah lelaki tengil Urya sekencang mungkin, sekuat mungkin, sedahsyat mungkin dengan semua emosi ia tumpahkan saat itu juga. Eva menangis, mengamuk, meraung-raung dengan mata membakar apapun yang ada dihadapanya.

Brakk.... 

Sebuah kemarahan  mengerikan dari wanita teraniaya yang hingga sulit digambarkan dengaan kata-kata. Emosi terpendam selama dua puluh tahun membuncah sampai keubun-ubun.

Brugkk...


Seolah api neraka membakar mata Eva yang sedang meluapkan semua amarahnya. Mencekam-menyeramkan hingga semua orang  melihatnya mengkirik ketakutan.

Kenyataan Menyakitkan Hati 


"Maafkan aku, Dek Va!" ucap Urya bertekuk-lutut dihadapan istri pertamanya. Bibirnya jontor akibat kepalan tinju dari Eva. Darah segar mengalir menyimbahi muka jatuh membashi bajunya.

"Maaf katamu?" pekik Eva menantang. "Tiada maaf bagimu, Urya!"

Eva sudah tidak bisa mengendalikan diri segera menggigit lengan Urya seperi anjing gila hingga membuat kulitnya terkoyak dari daging dengan luka mengangah bersimbah darah.

"Hentikan..!!" teriak Angela dengan tatapan menyala.

Angela tidak terima suaminya terluka segera menghalangi amukan gila dari Eva. Meskipun ia tidak tau apa  sebenarnya terjadi, Angela tetap tidak bisa terima orang yang sangat disayangi tersakiti.

Eva  sudah terbakar amarah menjadi lebih menggila melihat Angela menjadi penghalang. Segera istri pertama Urya itu menamparnya namun sebelum mengenai pipi Angela secepat kilat menangkap tangannya.

Bukan Angela namanya jika tidak bisa melindungi kekasihnya. Semua orang tau kekuatan perempuan Minahasa menghadapi musuhnya.

"Ternyata selama ini kamu yang telah menyembunyikan suamiku, hah?" Eva menantang.

Sebelum kedua wanita itu saling berduel satu sama lain. Urya segera meminta istri keempatnya untuk menyingkir.

"Angela tidak bersalah dalam hal ini. Ini murni kesalahanku sendiri. Kamu boleh menghukumku apa saja namun jangan sakiti Angela."

"Oh jadi begitu rupanya. Kamu melindunginya? Bang st..!!"  Amarah Eva semakin membuncah. "Tak kusangka orang yang begitu dekat denganku ternyata perebut suami orang," lanjutnya dengan tangan mengepal.

"Angela bahkan tidak tau jika aku sudah menikah!! Angela juga tidak tau jika namaku adalah Surya bukan Bayu!" jelas Urya.

Tubuh Angela gemetar tidak tau harus berbuat apa. Ternyata selama ini sumaminya telah berbohong dengan pura-pura masih hilang ingatan.

"Tidak Bang!! Siapapun kamu Bang Bayu adalah suamiku. Aku tidak peduli siapapun masa lalunya," tegas Angela dengan teguh.

Bagi Angela, Bayu adalah suami yang baik selama ini. Bayu bukan hanya suami namun lebih dari dewa untuknya.

"Berani-beraninya kalian bersikap manis dihadapanku!! Akan aku habisi kalian berdua saat ini juga!" 

Eva segera memeluk Urya dengan menangis sejadi-jadinya. " Apa Mas Urya tau? Selama dua puluh tahun aku mencarimu, Mas!" lanjut tangisnya tergugu.

Eva memukul-mukul bahu Urya tidak bedaya. Ia memang sakit hati atas pengkhiatan suaminya namun Eva lebih sakit hati jika kehilangan suaminya.

"Raditya itu darah dagingmu, Mas!" jelas Eva pada suaminya.

"Apa yang kamu katakan itu benar, Dek Va?" tanya Surya meyakinkan seraya mengelus-elus punggung istri pertamanya.

"Raditya adalah jawaban dari doa-doa Mas Urya dulu," balas Eva parau.

Urya seolah tidak percaya begitu saja dengan yang didengarnya, segera menyeka air mata Eva dengan mesra.

"Kamu gak bercanda kan, Dek?" tanya Urya dengan memegang tangan Eva Puspita Sari.

"Gak Mas. Awalnya aku sengaja ingin menghukum Mas Urya untuk menyembunyikan kehamilanku. Justru aku yang dihukum Tuhan karena balas dendam padamu, Mas. Maafkan aku, Mas...."

Tepat satu minggu kondisi Alena sudah mulai membaik dan hari itu ia ingin kembali menyelesaikan urusanya dengan Eva yang sempat tertunda. 

Sesampainya tiba di rumah sakit justru melihat pemandangan aneh tidak terduga. Laki-laki yang dua puluh tahun ditunggu kini ada dihadapanya sedang berpelukan mesra dengan istri pertamanya. Apa yang akan terjadi? 

Next 

Daftar Isi Novel Cinta Terlarang 


Indeks link:  


(Tamat ) 


(On Going) 

Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.

Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

Post a Comment for "Perang Dunia Kelima, Cinta Terlarang 2 Episode 17"