Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Sendu Kembali Pulang, Cerita Horor yang Bikin Baper

Cerpen Horor Sedih yang Bikin Baper dan Nyesek 



Cerpen Horor Bebebs.com -
  Pelupuk matanya  hanya mampu menatap sendu pada rintik hujan mengguyur bumi. Siang ini pemakaman putrinya yang hanya berumur tiga tahun. Hatinya hancur telah gagal menjadi seorang ibu.

Para pelayat sudah pergi meninggalkan ia  sendirian di pemakaman. Kilat menyambar-nyambar seperti memotret kesedihan dari langit. Ia tidak punya siapa-siapa lagi di kota Malang.

Pria yang seharusnya menjadi rumahnya untuk tinggal berselingkuh dengan wanita lain. Meninggalkan dia dan putrinya hingga akhirnya meninggal dunia.

"Papa dan mama tidak akan merestui hubungan kalian. Kamu sudah bikin malu dan memberikan aib untuk keluarga. Tinggalkan pria itu."

Kemarahan orang tuanya kembali terdengar. Terngiang-ngiang di telinga. Kuburan basah putrinya membawa ingatannya empat tahun yang lalu. Waktu itu ia sedang menjalin asmara dengan Sam, pria tampan jago merayu perempuan.

Terjebak Sebuah Kebodohan 


Angin berhembus keras sekali malam itu di luar sana. Sementara dalam kamar Putri membiarkan Sam memeluk tubuhnya erat-erat.

Kadang-kadang, ia merasa Sam adalah seorang pangeran pelindung. Apalagi kata-katanya selalu bisa membuat hatinya meleleh.

Putri sudah kehilangan akal warasanya. Tanpa ikatan pernikahan mereka berani menginap di hotel berdua.

"Aku sangat takut, Sam," ucap Putri memelas.
 
"Apa kamu tidak mencintaiku atau lebih baik kita akhiri saja hubungan ini?"  Sam mengancam.

"Aku sangat mencintaimu. Sangat cinta bahkan."

Sam mulai bergerilya, senyumannya seakan-akan manis madu walapun tersimpan racun. Putri hanya bisa pasrah dan menyerah.

Desah nafas Putri dekat sekali di pipi Sam. Harum mulut gadis itu juga sampai samar-samar di hidung pria berhidung mancung itu. Bibir Putri yang agak basah itu sesekali menyentuh pipi Sam.

"Boleh Sayang?" bisik Sam mesra meyakinkan.

Putri membalasnya dengan mengangguk agaknya. 

"Jangan tinggalkan aku ....," gadis itu berbisik, hampir tidak terdengar.

Sam tersenyum mengintai  tanda kemenangan. Perlahan ia menyentuh bibir Putri dengan bibirnya. Nafas gadis itu menyerbu mukanya, terasa semakin panas. Lalu, bibir gadis itu terbuka sedikit. Sam mengecupnya ringan, membiarkan masih ada jarak di antara kedua mulut mereka.

Putri terdengar mendesah. Gelisah.
Terasa gadis itu menggeser tubuhnya semakin rapat ke tubuh Sam.

Sam kini mengungkung Putri dan sepertinya tidak sabar dan dengan cepat permaian dimulai.

Lidah keduanya secara otomatis saling memagut, seperti dua ekor ular yang sedang bercengkrama.

Putri sebenarnya sangat ketakutan hanya saja hasrat melumpuhkan logikanya.

Sam ingin lebih dari itu. Ingin segera merenggut mahkota berharga milik Putri.

Tangannya Putri semakin kuat merengkuh leher Sam. Nafasnya juga sudah semakin memburu.
Lalu, entah bagaimana mulanya semuanya sudah tidak dikendalikan.

Malam itu Putri kehilangan kesuciannya. Meneguk kenikmatan semu berkali-kali. Setelah hari itu mereka layaknya suami istri hanya saja tanpa pernikahan.

Menuntut Tanggung Jawab 


"Aku hamil. Kita akan segera menikah 'kan?"

Pagi itu setelah Putri mengetahui strip dua pada tespeck kehamilan. 

"Tidak. Itu bukan bayiku."

Sam mendelik, ada kilatan api disorot matanya. Seperti kemarahan dan juga ketakutan. 

"Aku mengandung anak kita. Aku tidak pernah melakukannya dengan pria lain. Kamu harus menikahiku."

"Gugurkan saja bayi itu. Kamu gak mau kan karierku hancur?"

Sebagai anggota Sam bekerja disalah satu intansi pemerintah. Ia  seharusnya menjadi pelindung rakyat. Tapi kelakuannya yang bobrok akan menghancurkan kariernya. 

"Kalau kamu tidak mau menikahiku akan aku sebar di media sosial. Biar viral dan kita sama-sama hancur," ancam Putri menggila.

Setelah mengetahui kejadian itu Sam melarikan diri pulang ke Malang. Putri mengikutinya sekalipun tidak di restui orang tuanya. 

Mereka akhirnya menikah secara diam-diam di Kota malang. Putri yang berharap suaminya akan berubah justru diperlukan seperti sampah. 

Kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan hingga verbal caci maki ia dapatkan. Putri menjadi depresiasi sehingga tidak bisa mengurus bayinya dengan baik. Menyebabkan buah hatinya meninggal dunia. 

"Seandainya saja dulu aku mendengarkan Mama dan Papa. Mungkin tidak akan sesakit ini. Aku pergi membawa luka yang teramat perih."

Putri setelah pemakaman anaknya melalui pengacara akhirnya mereka resmi bercerai. Ia sudah tidak sanggup lagi memperjuangkan rumah tangganya. Kini dalam perjalanan pulang ke Jakarta. 


Kembali Pulang Selamanya 


Bus melaju kencang melintasi jalan Tol, langit terlihat mendung menggulung sepekat hatinya. Pikirannya kosong hanya air matanya terus mengalir membasahi pipi.

Bisnya berangkat pagi hari, sesampainya di terminal pada senja menjemput malam. Putri adalah anak tunggal. Dari kecil hidupnya selalu dimanja oleh orang tuanya. 

Apapun yang diinginkan selalu di turuti. Kasih sayang orang tuanya begitu besar dan tulus.

"Apa yang harus aku lakukan?"

Kedua kakinya masih terekat di atas bumi. Tubuhnya serasa tidak bisa digerakkan. Matanya menatap rumah bertingkat bercat putih dengan taman hijau.

Ada ayunan di taman itu. Tempat ia waktu kecil bermain dengan papanya. Terkadang saat susah makan mamanya merayu dan menyuapi di ayunan itu.

"Nona Putri pulang," teriak Bik Imah melihatku berdiri di depan pagar. "Ayuk masuk, Non," imbuhnya. 

Detak jantung putri semakin berantakan. Aku sangat merindukan papa. Keluhnya dalam hati.

Mendengar suara teriakan salah satu penghuni rumah itu keluar. Rambut memutih, wajah pucat dengan garis kerutan didahi pertanda selaksa peristiwa telah dilaluinya. 

"Benarkah itu kamu Putri? Papa kangen kamu, Nak. Mamamu juga."

Tangispun pecah. Putri menghamburkan diri dalam pelukan papanya. Pria tua berwajah pucat itu mencium kening putri berkali-kali.

"Kenapa kamu lama pulang, Sayang? Mamamu  memikirkanmu hingga sakitnya kambuh."

"Maafkan Putri, Pa. Aku takut pulang. Aku sangat menyesal. Tolong maafkan Putri, Pa."

"Ya sudah. Ayuk masuk. Mamamu sudah menunggumu di kamar."

Bermacam rasanya campur aduk sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Putri dipeluk papanya masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam kamar Putri melihat mamanya terbaring di atas ranjang. 

"Mama ...." Putri menangis sejadi-jadinya. 

Mama yang telah melahirkan sembilan bulan sepuluh hari. Mama suka mengomel karena kenakalanku dulu. Papa bekerja banting tulang untuk keluarga. Apa mereka pernah membenciku? Tidak sama sekali. 

Apapun kesalahanku Papa dan Mama selalu menyayangiku. Tapi apa aku hanya membuat mereka menderita.  Keluhnya dalam hati. 

"Akhirnya kamu pulang, Sayang. Mama kangen."
"Ampuni Putri, Ma." Putri menciumi wajah mamanya yang pucat pasi. 
"Sejak lama mama memaafkanmu, Sayang. Mama sekarang udah merasa tenang...."

Putri memeluk mamanya erat-erat. Ia tidak mau kehilangan keluarganya lagi. Aku tidak mau menyesal seumur hidupku karena kehilangan keluarga tercinta. Kini aku sudah bersama mereka, aku tidak akan durhaka lagi. Tekad putri dalam hati. 


"Pa sini. Malam ini aku ingin tidur bersama Papa dan Mama seperti waktu kecil dulu. Aku sayang Papa dan Mama."

Cuaca malam itu agak ngeri. Mendung menggulung  di langit   membuat suasana semakin mencekam.  Suara angin seperti raungan raksasa yang sedang marah dengan tangisan. 

Gelap-gulita di sekeliling rumah tidak terdengar suara apa-apa selain badai yang mengamuk. Sementara dalam kamar hanya ada hawa dingin. Putri tertidur dalam pelukan papa dan mamanya.

"Maaf, Mbak jangan tidur disini."

Suara Satpam kompleks dan sorot senter membangunkan Putri. Ia mengerjapkan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi. 

"Apa aku sedang mimpi?"
"Hai Mbak bangun. Mbak gak mimpi. Ngapain tidur di rumah kosong tidak berpenghuni?"

"Penghuni rumah ini kemana, Pak?"
"Penghuninya sudah meninggal dunia empat  tahun yang lalu. Katanya mengejar putrinya ke Malang dan kecelakaan."

"Tidak.... tidak... jangan....."

Bayang-bayang terlihat disalah satu sudut rumah. Ketiga wajah pucat pasi itu tersenyum kemudian perlahan menghilang. 

The End 


Sayangi kedua orang tuamu selagi mereka masih ada. Walaupun menyebalkan, paling tidak masih ada mengomelimu dari pada tidak ada sama sekali. Tersebab menyesal kemudian itu menyakitkan. 


Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

Post a Comment for "Sendu Kembali Pulang, Cerita Horor yang Bikin Baper "