Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Dihantam Dosa Masa Lalu, Cinta Terlarang 2 Episode 14

Novel Cinta Terlarang Ini Dosa Siapa? Season 2 Episode 14




Novel Romance Bebebs.com- Derai air mata membasahi pipi saat memahami kenyataan tidak seindah mimpi. Hati begitu terasa sakit menahan sesak dalam dada. Ada sesuatu mengganjal hati untuk memaksa menelan segala pertanyaan.  

Dita masih memandangi wajah mamanya yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Lagi sebening tirta melompat membashi pipi kala bayangan masa-lalu kembali hadir hadir mengingatkan betapa berat derita yang di tanggung Alena.

Masih teringat jelas gambaran perjuangan mamanya menenenggelamkan diri dalam kesibukan pekerjaan. Baru satu tahun belakangan Dita bisa memahami semua hal terjadi. 

"Kak Urya.... "

Terdengar suara lirih dari bibir Alena yang baru saja membuka mata. Satu nama masih saja ia sebut sekalipun dalam keadaan sangat memprihatinkan.

"Mama udah bangun? Istitrahat saja, Ma,'' balas Dita sembari mengelus-elus tangan mamanya.

Memar biru-sayu-layu menghiasi pipi Alena akibat gamparan Eva yang bertubi-tubi.  Tidak habis pikir, kenapa mamanya Raditya bisa seperti itu? Padahal selama ini sangat baik pada Dita. Bahkan baginya sudah dianggap sebagai mamanya sendiri.

Hubungan asmaranya pada Raditya yang dibangun selama setahun kini hancur tanpa tau sebab pasti. Kini Dita berada dipersimpangan jalan. Apakah harus masih memperjuangankan cintanya atau berhenti?

Beban Dosa Cinta Terlarang 


Seandainya bisa? Tentu Dita akan menghindar sejauh mungkin dari papan penempaan dan memasuki dunia tanpa musim. Di mana ia dapat tertawa namun tidak sepenuhnya. Dapat menangis tapi tidak sehabis air matanya.

Hikz...

Alena hanya bisa meneteskan air mata darah yang tidak lagi membasahi pipi. Masih tidak percaya jika lelaki yang ditunggu-tungu selama ini telah tiada.

"Kak Urya kenapa kamu pergi begitu cepat tinggal kami di sini dalam penderitaan. Apa kamu bisa lihat kami di sini? Sekali saja... Lihat aku dan putrimu! Buah cinta kita."

Sekuat tenaga Alena melemparkan pandanganya pada putrinya. Entah bagaimana mengatakan pada Dita jika Raditya adalah kakaknya. Padahal bagi Alena  'mereka' telah bergaul 'rapat' selama ini?

"Rasanya aku ingin turut serta bersamamu, Kak Urya. Berbagi penderitaan di neraka sebagi bentuk penebusan dosa."

Alena menghela nafas memenuhkan rongga dada. Mengumpulkan buih-buih harapan yang telah meranggas. Apapun yang terjadi Dita tidak boleh menikah dengan Raditya.

"Putri Mama...." Panggil Alena lirih.

"Iya Ma, Dita di sini. Mama istirahat saja," pintanya seraya mencium kening mamanya.

"Mama ingin mengatakan...."

Sesak rasanya, bagai diceburkan ke kubuangan lumpur membuat Alena tidak sanggup meruskan kata-katanya. Akan tetapi jika tidak di katakan, haruskah putrinya menanggung dosa masa-lalunya?

Hari itu....

Alena mengerang lagi. Seroja Bergoyang menggeliat lagi.

Lalu Urya menciumi seluruh permukaan melandai-landai yang menantang itu. Membenamkan mukanya di antara kedua kura-kura kembar yang membukit indah.

Sebentar kemudian mulutnya sudah kembali ke salah satu puncak bukit yang menantang itu….


Alena langsung terbuai ke alam penuh nikmat yang seperti angin kencang membawanya terbang.

Dirasakannya sentuhan suaminya yang hangat mengurung batu permata di atas bukit, membuat Alena menjadi tegang dan tegak. Ujung batu permata itu seperti menjadi sumber bagi sebuah sungai surgawi yang mengalir deras ke seluruh tubuhnya.

Alena mengerang ketika ujung lidah itu bermain-main di ujung di sana.

Oh…, rasanya seperti ditarik-tarik ke sebuah pusaran melenakan  yang siap menelan seluruh tubuh.

Apalagi kemudian Urya menelusuri pangkal batu permata itu,… berputar … berputar … pelan dan penuh perasaan.

Alena menggeliat-geliat seperti ulat hendak berubah menjadi kupu-kupu.

Nafasnya memburu sangat keras.

Tangan Alena meremas punggung Urya dan kedua kakinya mengejang. Punggungnya mulai melenting lagi. Tidak sanggup mengendalikan diri, Alena kembali menindas Urya di atas ranjang.

"Kakak harus mengobati rinduku sebelum pergi."


Oh tidak! Kenapa semesta memainkan takdir tidak lucu seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Runtuk Alena dalam hati mengingat semua kenangan indah bersama suaminya dulu.

Terbongkar Sebuah Rahasia Kelam 



"Iya, Ma. Dita akan mendengarkan," pintanya.

"Raditya itu Kakak kandungmu seayah!!"

Seperti petir yang menyambar-nyambar disertai terjangan angin puting belung mempora-porandakan hati Dita yang mendengarnya. Waktu seakan berhenti berputar pada porosnya.

"Apa maksut Mama?" Dita mendelik tidak percaya.

"Papanya Raditya adalah papa kandungmu yang sebenarnya."

Jantung Dita meledak lebih dahsyat dari bom atom yang dijatuhkan di Hirozima dan Nagasaki. Remuk lebur terbakar hancur menjadi abu. Seakan masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. 

"Tidak mungkin.... Itu tidak benar 'kan, Ma?"

Kedua kaki Dita sudah tidak mampu menopang berat badanya, jatuh terlungkai dengan tatapan kosong. Perih. Sakit membetas sukma.

"Hentikan omomg kosong itu, Ma. Stop!! Dita sangat mencintai Raditya. Mama tau itu 'kan?"

Dita pergi berlari meninggalkan Alena  yang masih terbaring di atas ranjang rumah sakit. Ia tetap tidak percaya dengan akan penjelasan mamanya. 

Bisakah Aku Hidup Tanpamu?


Satu hal yang tidak pernah aku bayangkan adalah jika aku harus hidup menjalani hari-hari tanpa kamu. Apakah aku tidak bisa lagi menjadikan kamu tempat berbagi cerita? Hatiku masih belum terima dengan semua yang terjadi. 


Sakit sekali rasanya. Aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa. Mereka yang berbuat dan merasakan segala kenikmatannya, kenapa aku harus menanggung dosanya? 

Kenapa harus aku?
Kenapa harus Raditya?
Drama telenovela macam apa ini?

Aku masih tidak bisa menerima jika kamu adalah kakak kandung satu papa denganku. 


Jika pada akhirnya kamu tidak ada lagi disisi, aku tidak bisa menerka apa yang aku lakukan nanti. Kenapa aku harus merasakan kecewa sesakit ini?

Mau  marah tidak bisa madah. Mau protes tidak bisa protes. Ditahan menyakitkan, dilepaskan menyedihkan. 

Kamu tau, bersamamu aku lebih berarti. Tanpamu apakah aku harus mati?


Apapun yang terjadi dan siapapun Raditya? Selamanya aku tetap mencintainya. Aku tidak peduli. Itu bukan salahku? Tangis Dita dalam hati.


Terus berlari menaiki tangga darurat rumah sakit. Hingga akhirnya Dita sampai dilantai paling atas gedung bertingkat itu. 

Cukup letih Dita menaiki tangga darurat sampai ke rooftop hingga kedua kakinya seakan mau lepas.  Dita seperti dikekejar sesuatu. Oleh sebuah kegundahan dan kecewa mendera yang memenuhi dadanya.

Lagit seakan ikut melakukan konspirasi seperti adegan film sedih. Mendung menggulung bintang, semuanya gelap pekat. 

Sementara di bawah gedung rumah sakit sana seakan berkata. Ayo lompat saja. Akhiri semua penderitaanmu. Saat ini juga.

Apa yang akan terjadi dengan Dita selanjutnya? 

Next 

Daftar Isi Novel Cinta Terlarang 


Indeks link:  


(Tamat ) 


(On Going) 

Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.


Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

Post a Comment for "Dihantam Dosa Masa Lalu, Cinta Terlarang 2 Episode 14"