Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Cinta dalam Diam : Aksara, Perasaan dan Hujan

Cinta Dalam Diam Rintihan Hati Seorang Wanita



Taukah kamu apa paling menyiksa perasaan wanita? Adalah saat ada kata tidak bisa menyapa, bibir terkunci menjadi sesak dalam dada. Bahkan hujan belum turun ke bumi,  rintiknya sudah membasahi pipi.

Demi semua hal yang terjadi, cinta dalam diam : aksara, perasaan dan hujan.

Cinta Dalam Diam, Hati Seorang  Perempuan 

Pergilah! Aku tidak ingin dikasiani. Tinggalkan aku disini dengan hati yang menangis. Biarkan aku mengembara dalam minda, mengarungi samudera harapan dan impianku, hingga semua akan indah pada waktunya.


Apapun yang terjadi, aku tetap menyayangimu dengan kasih membisu dan serba terselubung oleh aneka macam cadar keramat hati membisu. Dalam diam hatiku menjerit tanpa tedeng aling-aling semu. Memang kasih sayang itu saling memberi bukan meminta, hanya saja aku....


Setiap detik telah kulalui. Setiap jalan telah kulewati. Setiap kebahagiaan telah kusukuri. Setiap permasalahan telah aku selesaikan dengan berdamai pada diriku sendiri.


Siapa sih yang tidak suka wanita cantik? Ia yang selalu menjadi pusat perhatian, bagi semua orang melihatnya selalu memberinya pujian dan sanjungan. Sementara aku tidak punya itu. Perihnya tuh disini.


Kau bahkan tidak perlu memberiku kalung emas permata, apalagi sepatu kaca seperti cinderella. Kau juga tidak perlu memberiku banyak uang untuk membawaku ke tempat salon kecantikan. Apalagi melakukan perawatan mewah.


Kau juga tidak perlu repot memuji dan menyanjungku. Kau tidak perlu mengawasiku karena takut menjadi rebutan pria lain. Kau juga tidak perlu membawa kuda putih menjemputku, apalagi karpet merah menyambutku.

Aksara, Perasaan dan Hujan Air Mata 


Kiranya  saja semua perasaan mudah untuk diungkapkan, mungkin tidak akan ada sesak dalam hati. Tidak ada akan ada hujan air mata karena terluka. 

Apakah wanita tidak cantik adalah sebuah dosa? Jawab saja jujur tanpa prangsangka. Demikian  mungkin ada yang dianggap atau menganggap wanita ada yang tidak cantik.

Sejatinya semua perempuan itu istimewa, hatinya tidak akan berubah seiring bergulirnya musim. Bahkan sekalipun langit runtuh dan bumi hancur berkeping-keping. Ia tidak akan musnah dari hati.

Maafkanlah  Aku yang Tidak Cantik?

Sekali lagi, maaf aku baik-baik saja, hanya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Sebagai wanita yang tidak cantik? Aku hanya perlu satu saja!


Ya sekali saja! Sekali saja lihat aku sebagai wanita! Maka akan aku berikan seluruh hidupku untuk bersamamu.


Ya sekali saja! Sekali saja pandang aku sebagai wanita yang punya hati dan juga punya rasa. Maka seluruh duniaku akan menjadi milikmu.


Bagai serpihan pasir di pantai. Bagai gelombang di samudra luas. Bagai lentera kehidupan dalam kegelapan. Itulah satu-satunya hatiku yang tulus, yang akan kupersembahkan untuk siapa saja kau rela menoleh pada wanita yang tidak cantik sepertiku.


Duhai kehidupan dari semua pendengar, dengarkan rintihan dan jeritan hatiku ini. Karena entah pada siapa? Akan kuserahkan waktu dan hidupku untuk menemani kau yang rela tanpa pamrih mau mengakuiku.

Jika benar masanya kau mau menoleh dengan tengokan kebelakang tanpa menundukkan pandangan terhadapku, itu akan menjadi waktuku mengangkat lentera, bukan api yang akan membakar hampa dan gelap. Melalui aku akan menjadi penjaga malam dengan mengangkat lentera serta mengisinya dengan minyak doa-doa tulus pada Sang Maha Cinta, hanya untuk kau. Iya kau yang tidak peka!

Sangat Sadar, Maafkan Aku Hanya Bisa Diam 


Kini hanya tinggal satu nafas lagi yang akan mengembuskan ke udara bening tanpa warna, hanya sebuah tengokan sayang, menanti lelaki berhati mentari.

Rasa hati membawaku mendekat denganmu, kapan saja ketakutan datang aku menjauh. Aku hanya wanita punya rasa, punya hati. Seperti tulang rusuk, kau diamkan aku akan bengkok, kau luruskan aku patah. Aku hanya ingin dimengerti sepenuh hati, maka seluruh hidupku akan kuabdikan untukmu, kekekasih.

Jujur aku mencintaimu begitu dalam hingga kata-kata tidak akan mampu menjelaskan segalanya. Aku hanya ingin kamu mengerti perasaan dan air mataku ini.

Menyimpan Hujan-hujan Air Mata Tersembunyikan


Diam yang sering kamu lakukan, asal kamu paham itu menjadi hujan-hujan air mata tersembunyikan. Aku merasa kamu sudah tidak peduli lagi, juga merasa aku tidak pantas untukmu.

Semua perasaan itu menciptakan jarak antara kita. Jarak yang menghadirkan kesepian dan kerinduan. 

Bicaralah kasih, marah pun tidak mengapa. Namun jangan pernah diamkan aku begitu saja seperti nasi basi.

Haruskah bumi banjir air mataku untuk membuat kamu berbicara? Jawab. Berkali-kali aku mencari kamu dikepalaku untuk aku untai menjadi cerita dalam hidupku hingga nafas terakhir. 


Bagaimana sahabat bebebs punya pendapat lain, Boleh diskusikan disini. Sekian dan terima kasih.

Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

3 comments for "Cinta dalam Diam : Aksara, Perasaan dan Hujan "