Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Cerita Cinta Remaja! Memangnya Salah Kalau Jatuh Cinta?

Kumpulan Cerita Cinta Remaja Sedih dan Baper Abis 



Suara sunyi menghiasi ruang kelas tertancap tajam telinga dengan seribu kata lebih dari guru, perlahan papan tulis terpenuhi dengan tulisan dan rumus matematika amat rapi. Seorang guru masih sibuk dengan materi dibahasnya, sesekali melihat siswa-siswi tetap melihat papan, tanpa berani memalingkan wajahnya.

Siapa yang berani dengan guru killer ini?, salah sedikit terkenal lempar pesawat berbentuk balok kayu dengan spon halus sebagai penghapus papan atau malah terkena busur panah berbagai warna selalu dibawa sebagai andalan bijak tanpa menyentuh, cukup menakutkan jika keduanya mendarat salah tempat.

“Silahkan dikerjakan setelah itu boleh istirahat!” perintah guru killer itu pergi meninggalkan kelas dengan membawa busur panahnya dan tas yang dari tadi tergeletak di meja

“Kembalikan spidol saya!” ucap guru killer menyuruh Raffi mengambil busur panah yang dilemparnya pada kepala Raffi, karena ramai saat dijelaskan

“Ini pak” tangan dan sekujur tubuh mendadak gemetar mendengar perintah, dengan ragu dan takut menyerahkan spidol pernah mengenai dirinya

Guru killer pun pergi meninggalkan kelas setelah menerima busur andalan, bikin siswa-siswi takut terhadap.

“Kamu enggak pa-pa kan? Sini aku obatin!” tanya cewek gendut menghampiri dengan wajah khawatir

“Ihhh....” berlalu pergi meninggalkan kelas, dengan tatapan wajah tak suka melihat Mira menghampiri

“Raffi tunggu!” melihat kepergian Raffi tak pernah acuh dengan kehadiran dan semua perhatian diberikan

Dalam hati Mira sadar. Jika selama ini setiap cowok disukainya selalu menghindar dan mencaci maki. Bukan hanya cowok saja, semua orang juga seperti itu, selalu mengejek badannya gendut, culun, jelek dan banyak lagi.

Suara tamparan caci maki itu lebih menyakitkan hati, kata-kata selalu terngiang-ngiang dalam pikiran, rasa sakit hati tak pernah bisa dijelaskan, hanya tangisan pewakil kerapuhan bisa diutarakan. Air mata serasa tanpa henti menetes dalam keheningan jiwa.

Hanya Bisa Menangis! Memang Salah Kalau Jatuh Cinta?

“Heh, lho tuh harusnya sadar. Mana ada cowok suka sama cewek modelnya kayak lho, sadar dong!” Tasya mendorong dengan kasar, membuat Mira terjatuh terbentuk oleh ujung meja

“Salah aku apa sama kamu Tasya? Kenapa kamu selalu jahat sama aku?” tanya Mira sering di bully tanpa sebab yang pasti, dengan perlahan bangkit lagi dari jatuh, menahan sakit pada punggungnya karena benturan ujung meja

“Salah lho selalu deketin Raffi... Raffi itu gebetan gue, asal lho tau Raffi juga enggak akan mau sama cewek kayak lho, jadi jangan harap bisa dapetin dia!” jelas Tasya pergi dengan gengnya meninggalkan Mira masih terdiam menunduk mendengar ancaman itu

Suasana lapangan basket amat ramai dengan adanya lomba basket antar kelas yang sering diadakan setiap hari terakhir masuk sekolah, dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan aktivitas siswa akan ikut setiap ada lomba dengan pebasket luar sekolah.

Kau Hempas Perhatian dan Ketulusan...

Suara nyanyian dan gerakan badan para cewek cantik menyuarakan dukungan dengan amat semangat, kostum berwarna merah muda dan hitam menghiasi tubuh ramping memikat, melenggak-lenggokkan tumbuh seirama mengikuti arahan sudah dipelajari sebelumnya.

“Wah Raffi...” gumam Mira yang tengah menonton di tribune sudah disediakan sebelumnya, berjejer rapi dengan para siswa-siswi sedang menonton juga, dengan wajah terkagum-kagum melihat aksi Raffi memainkan bola basket

Kibasan cepat mengambil alih bola sedang diperebutkan, kini bola itu jatuh pada genggamannya kini sudah siap untuk dimasukkan pada ring lawan. Terlihat keringat mengucur pelan melewati pelipis mata sangat menarik setiap cewek melihatnya, wajah tampan itu selalu menjadi buruan setiap hari.

Cewek-cewek dibuatnya kesurupan tak terkendali dengan panggilan dan teriakan semangat, lirikkan mata membuat mereka semakin menjadi-jadi.

“Ini buat kamu!” menyerahkan minuman dingin pada Raffi telah usai berlomba, lalu mengelap keringat sudah mengucur sejak tadi

Tepisan tangan membuat Mira kaget, mata melotot tajam melihat wajahnya, membuat Mira seketika terdiam menurunkan tangan kiri yang memegang minuman dingin.

“Apaan sih....” bentak Raffi pergi meninggalkan Mira yang tengah berdiri dilihat siswa-siswi dengan wajah sangat tak suka, terutama idola Raffi selalu menghujat

Kali ini guru mata pelajaran bahasa Indonesia hanya memberikan tugas lewat grup kelas, karena sedang berhalangan hadir mengajar, hal ini membuat siswa-siswi merasa senang, mereka bisa bebas tanpa ada pelajaran selama tiga jam.

Ada yang sibuk tidur, bergosip santai, berfoto, berpacaran, membuat gaduh dan siswa rajin sibuk dengan tugas. Walaupun mengerjakan tugas, mata berkali-kali melihat Raffi sedang ngobrol dengan teman-temannya, melihat sembunyi-sembunyi, apalagi ada Tasya sedang bergosip di depan.

Ingin rasanya Mira menghampiri, namun ada rasa ragu di dalam hati tengah gaduh menantang kemauan dalam rasa cinta untuk dijelaskan. Dengan tekat kuat dalam diri, berjalan membawa nasi goreng di dalam kotak bekalnya, dengan tujuan Raffi akan menyukai masakannya.

Sakit, Saat Kau Membuang di Depanku!

“Ini buat kamu!” menyerahkan dengan kedua tangan, membuat Raffi dan teman-temannya bertanya-tanya, terlihat wajah tak suka pada sorot mata Tasya dari tadi mengamati

Raffi mengambil bekal itu, lalu membuang ke lantai, untung saja kotak bekal itu tertutup rapat, hanya berantakan di dalam tanpa berhamburan.

“Kok dibuang? Aku buat ini sendiri untuk kamu!” jelas Mira dengan mata berkaca-kaca, lalu pergi keluar kelas

Salah satu teman Raffi mengambil bekal itu, “Keterlaluan lho, Fi. Kasihan dia sudah buatin malah lho buang gitu saja!” meletakkan di meja

“Gue enggak suka sama dia” jelas Raffi pada temannya

“Walaupun begitu... enggak seharusnya lho kayak gitu. Selama ini dia selalu perhatian, nanti kalo dia sudah pergi lho bakal nyesel, ingat!” nasehat temannya sudah sering melihat sifat Raffi pada Mira yang membuatnya merasa kasihan

“Apaan sih lho” ucap Raffi cuek tanpa rasa bersalah, “Kalo lho mau, makan saja!”

Mengambil bekal yang di letaknya di meja barusan, mencoba menyicipi nasi goreng buatan Mira. Saat nasi goreng itu dikunyah, “Enak banget dia masaknya” membuat yang lain tak percaya

Namun Raffi tak memedulikannya, malah memilih memainkan ponsel dari tadi tergeletak di depannya.

Apa ini momen terakhir?

Semilir angin dingin menembus jendela kamar tak tertutup rapat, gemercik air hujan membasahi atas kering oleh sinar matahari dengan cepat tanpa aba-aba terbasahi, bebas tanpa kabar terlebih dahulu.

Suara hujan kian semakin menjadi-jadi dengan datangnya petir memantulkan cahaya menimbulkan rasa takut, mata sipit dengan bulu mata indah menatap luar jendela, mengamati jalanan sudah sepi sejak datangnya hujan.

Terlihat seorang cowok tengah kedinginan dengan kaos putih berlengan pendek di bawah pohon depan garasi rumah, tubuhnya terlihat menggigil, walaupun jarak lumayan jauh dari kamar ini.

Setelah diamati lebih dalam, “Itukan Raffi” ucap Mira pada dirinya sendiri, bergegas pergi keluar kamar, menghampiri. Dan benar, saat Mira keluar itu benar-benar Raffi cowok yang selama ini disukainya

“Raffi” panggil Mira menghampiri dengan payung ada di tangan kanan

Melihat Mira menghampirinya, “Mira, ngapain di sini?” tanya Raffi bingung

“Ayo ikut aku!” memayungi Raffi yang sudah ada di dekatnya, Tanpa membantah Raffi mengikuti langkah

“Ayo masuk!” ajak Mira masuk ke dalam rumah, “Bentar!” pergi meninggalkan Raffi masih berdiri di dekat sofa

Akhirnya Mira datang dengan membawa teh hangat dan handuk untuk Raffi, “Duduk, ini keringkan tubuhmu!” menerima handuk pemberian Mira, terlintas senyuman hangat di keduanya

Kelas Tidak lagi sama, Maafkan!

Bel masuk telah lama berbunyi, suasana hari ini berbeda dari biasanya, bangku yang tepat di belakang Raffi kosong tanpa berpenghuni, suara panggilan namanya tak ada lagi, perhatian selama ini diberikan juga tak ada.

“Mira mana ya?” tanya Raffi pada teman yang tiap hari duduk dengan Mira

“Dia pindah ke ke luar negeri sama keluarganya” jelas teman Mira pada Raffi

“Pindah?” memastikan, “ Beneran?” memastikan lagi untuk kedua kalinya

“Iya, enggak tau juga bakal balik apa enggak, ini surah dari dia buat lho!” memberikan amplop berwarna biru laut dengan hiasan awan

Tertulis di dalam surat itu, “ Untuk Raffi, maaf jika selama ini kamu merasa enggak nyaman dengan sifatku yang selalu membuatmu merasa jengkel. Namun, perlu kamu tahu aku mencintaimu dengan tulus, walau sering kamu perlakukanku seperti itu. Terima kasih kamu telah menjadi bagian dalam hidupku, walau aku tahu semua itu hanya mimpi dan keinginan mustahil, aku pamit pergi dari hidupmu dan aku berjanji enggak akan mengganggumu lagi. Salam dariku cewek yang membuatmu emosi” terlihat emoticon berbentuk hati ada di bawah sebagai penutup surat

Seketika Raffi merasa menyesal atas sifat yang selama ini dilakukannya, surat itu dimasukkan kembali ke dalam amplop dan di simpan ke dalam saku celana, ada rasa kehilangan dalam hidupnya. Hari-hari mendadak sepi semenjak kepergian Mira, kini Raffi menyadari bahwa dirinya mencintai Mira tanpa disadari, namun setelah kepergian malah rasa itu setiap saat hadir.

Rasa cinta bersembunyi akan hadir saat seseorang yang dicintai telah pergi meninggalkan, rasa itu akan terus menjadi bayangan sulit terlupakan. Jangan menyia-nyiakan seseorang yang pernah hadir dalam hidupmu, apalagi orang itu yang selama ini dalam diam mencoba membuatmu jatuh cinta padanya.

Titimangsa : Jawa Timur 8 Maret 2021


Daftar Isi Cerpen 

Indeks Link Cerpen Remaja 

Selamat membaca dan jangan lupa bahagia.

lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

Post a Comment for "Cerita Cinta Remaja! Memangnya Salah Kalau Jatuh Cinta?"