Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Nyawa Tertukar Demi Ambisi, Cerpen Horor

Cerita  Horor dan Seram yang Bikin Bergidik 



Mulut kembali menguap lagi, padahal jam masih menunjukkan pukul tujuh malam. Tak seperti hari biasa aku merasa kantuk, padahal setiap hari selalu tidur hampir tengah malam. Kumatikan laptop sebelum usai mengerjakan skripsi, mata sudah lelah ingin menyudahi tugas memusingkan kepala.

Dalam sekejap tubuh terhempas menikmati gelapnya pandangan sebelum waktu teramat malam, lampu belajar pun belum termatikan. Tapi alam mimpi telah mengambil diri untuk bercerita tanpa nyata, dan benar ruangan hitam sudah tak asing lagi bagiku, lagi-lagi harus ada di titik di mana rasa takut kembali terulang tanpa ampun.

Sekuat tenaga tubuh berusaha untuk melepaskan dari rasa kaku dan membeku dingin, hawa perlahan menyelimuti tubuh, baju tidur yang kukenakan tiba-tiba basah dengan sendirinya. Embusan angin menciptakan rasa menggigil hebat, detak jantung berdebar kencang tanpa henti, di saat mimpi ini selalu hadir.

Sosok hitam tak berwujud masih pada posisi yang sama, bahkan bayangan tubuhnya samar-samar terlihat, rasa takut terus menghantuiku, bagaimana tidak... hampir setiap hari harus berhadapan dengan sosok tak pernah kuinginkan hadir dalam mimpiku!

Inginku gapai cahaya terang dari balik pintu tertutup rapat, tapi cahayanya begitu terang hingga menembus ruangan gelap tanpa tahu ujung. Suara panggilan terus menggenggam dari sekian banyak suara merusak telinga, aku yakin jika itu benar suara ibu, lalu untuk apa ibu sedang ada dalam mimpiku?

Mata terus mencari tanpa henti keberadaan ibu, tapi sayang! Aku telah terbangun dalam ketakutan, dengan jantung terus menerus berdebar bersama rasa takut dalam mimpi yang telah usai. Apa yang sebenarnya terjadi?

Mimpi buruk adalah tanda...

Kenapa makhluk besar berwarna hitam terus mengganggu, kuulang kembali ingatan yang pernah terlewati, tak ada kejahatan kulakukan. Lalu kenapa sudah dua minggu ini terus bermimpi hal yang sama. Tuhan! Aku takut, ada apa dengan mimpi itu, apa itu sebuah pertanda?

Entah sejak kapan air mata terus menetes tanpa henti, kulirik jam masih menunjukkan pukul dua malam. Tubuh seketika terasa begitu lemas, tak berdaya! Bahkan pikiran telah kacau dengan gangguan mimpi buruk, kembali mata ini terpejam untuk kedua kalinya, sambil berharap mimpi tadi tak akan datang merusak tidur.

Kini alam mimpi telah terbuka untukku, sebuah tempat begitu gelap dengan suara hewan malam, juga teriakan banyak orang memohon pertolongan. Langkah kaki terhenti dalam sekejap, inginku berlari menuju titik terang dari balik pintu, sorotan mata telah teralih menatap kedua kaki yang tengah terantai tanpa sebab.

Kaki telah basah, tahukah! Jika basah itu menimbulkan aroma yang begitu kuat dan tercium tajam. Hidung seketika tersedak, oleh aroma anyir darah membasahi kaki, perlahan mulai naik dengan sendirinya. Takut! Itu yang tengah kurasakan, lalu ini darah apa?

Apa yang sedang terjadi? Batinku ketakutan, telinga terasa sesak oleh suara tangisan tanpa wujud, gelak tawa menghiasi ruangan tanpa sedikit pun cahaya, lepaskan aku? Teriakku tak bersuara. Hanya mata dan mulut yang bisa digerakkan, selebihnya terpatung tak tersisa.

“Kau siapa?” tanyaku pada sosok gelap besar tanpa wujud, “Kenapa aku ada di sini?”

“Ini bukan ulahmu, tapi kau harus menanggung beban yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Inilah tempat terakhir yang akan kau tempati suatu saat nanti!” jelas sosok yang sedari tadi menatapku tajam

“Aku enggak akan mau tinggal di sini! Apa salahku?” teriakku tak terima dengan keputusan yang barusan diucapkan

“Lihatlah akhir hidupmu!”

Apa yang akan terjadi?

Seketika seisi ruangan gelap telah berubah hologram raksasa menunjukkan awal mimpi buruk itu termulai, mata seketika berubah lebih ketakutan sedari biasanya. Sebuah mobil yang selama ini kukendarai tiba-tiba terjatuh dari jurang teramat terjal, kala tubuh masih bernyawa, merasakan rasa sakit yang teramat sangat.

Berlinang darah tak berhenti mengalir keluar, tak berdaya jika harus keluar mobil dalam situasi sakit menahan guncangan hebat, hingga terhenti di dasar jurang kegelapan malam. Tangis air mata telah pecah sejak awal kecelakaan tunggal terjadi, tak ada seorang pun, bahkan kendaraan tak ada berlewatan.

Sebelum tak sadarkan diri, sosok hitam besar tanpa wujud datang dengan sambutan tak teringinkan, menyambut kedatangan mangsa baru untuk dihabisi olehnya. Menatap darah yang terus keluar merubah wajah seketika merasa begitu puas, ternyata itu wujud aslinya! Batinku menatap ketakutan.

Tanpa aba seringai taring panjang tampak menakutkan, bola mata besar berwarna merah menyala berputar tanpa henti. Benakku terasa heran pada makhluk yang tengah diam, kenapa tak ada wujudnya? Gumamku

Ruangan berubah gelap kembali, entah kenapa aku ingin berlari menuju pintu bercahaya, bahkan cahaya itu terasa menarik tubuhku untuk menggapainya. Dengan sekuat tenaga aku menghampiri cahaya dengan tubuh melayang, kubuka pintu dengan perlahan lalu!

Samar-samar terdengar suara azan subuh berkumandang dari sebuah masjid tak jauh dari kos , “Bismilahirahmanirahim” batinku mencoba menggerakkan jari

“Astagfirullahalazim!” menghela nafas lega, “Kenapa mimpi itu terus menghantuiku, Ya Allah(Tuhan) terima kasih, atas pertolongan-Mu!”

Langkah kaki berjalan pelan menuju kamar mandi, kuambil air wudhu sebelum melaksanakan sholat subuh. Tapi bayangan kejadian tadi masih terngiang dalam benakku, bahkan saat membaca Alquran masih teringat, mengambil fokus melantunkan ayat-ayat suci.

Namun, rasa takut perlahan mulai tenang setelah membaca Alquran, tiba-tiba muncul rasa rindu akan ibu yang telah lama tak pernah bertemu. Sejak memutuskan untuk merantau melanjutkan pendidikan, aku terus berpikir mengenai suara ibu dalam mimpi itu!

Apalagi selama mimpi beberapa hari, baru tadi aku mendengar suara ibu memanggil bersama suara tangisan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Apa ibu baik-baik saja? Gumamku mengoleskan selai coklat pada roti

Suara ketukan pintu membangunkan lamunan, “Fira! Kamu sudah bangun?” tanya ibu Wahyu pemilik kos

Aku berjalan membuka pintu, “ Ada apa ya, Bu?”

“Boleh saya masuk?”

“Silahkan!”

Tumbal Telah Tergantikan...

“Apa selama ini kamu selalu mimpi buruk?” tanya ibu Wahyu memulai obrolan

Seketika aku kaget mendengar pertanyaan yang terlontar, bagaimana bisa tahu soal mimpi buruk itu, “Ibu tahu dari mana?”

“Sudah saya duga, mimpi itu akan datang! Saya akan menceritakan semuanya tentang kejadian awal sampai mimpi buruk itu datang menghantuimu!”

“Maksudnya?” tanyaku heran

“Sebenarnya Dian adalah sahabat saya sejak dulu, namun setelah kejadian itu, persahabatan kami telah berubah dan memilih untuk jalan sendiri-sendiri. Dian, ibumu! Awal di mana mimpi itu sebagai tanda.... Kamulah tumbal berikutnya!”

Aku kaget mendengar ucapan yang membahas tumbal, apa maksud dari tumbal berikutnya. Lalu siapa tumbal pertama? Batinku masih tak percaya

“Tumbal pertama, Ayahmu! Demi kekayaan dan keberhasilan dalam bisnis, ibumu telah membuat perjanjian dengan setan. Awalnya saya sudah melarang melakukan perjanjian itu, namun sikap keras kepala ibumu tidak menghiraukan perkataan dan larangan yang sudah lama saya wanti-wanti. Kejadian yang datang di mimpimu, sama seperti mimpi yang dialami ayahmu!” menghentikan sejenak, “Tapi sayangnya, ayahmu tidak bisa memasuki cahaya terang di balik pintu itu!”

“Cahaya terang?”

“Iya, di mana jalan keluar dari mimpi buruk dan terlepas dari tumbal!” penjelasan itu membuatku merasa lega, aku merasa senang bisa masuk dalam cahaya itu

Suara dering ponsel, “ Hallo, ini siapa ya?”

“Kami dari rumah sakit, apa benar ini anak dari ibu Dian?”

“Iya itu ibu saya!” jelasku yang selama ini ibu menderita sakit jantung

“Saya memberitahukan untuk keluarga dari ibu Dian segera datang ke rumah sakit, karena tidak ada lagi keluarga yang bisa dihubungi....”

Tanyaku memotong, “ibu saya sakit lagi!”

“Ibu Dian mengalami kecelakaan tunggal hingga terjatuh dari jurang!” penjelasan suster rumah sakit membuatku seketika lemas, derai air mata mulai menetes tanpa henti

“Fira, ada apa dengan ibumu?” tanya ibu Wahyu khawatir

“Ibu mengalami kecelakaan tunggal. Bukannya yang mengalami kecelakaan itu aku? Lalu, kenapa harus ibu?” tanyaku pada ibu Wahyu yang memelukku

“Karena kamu telah keluar dari ruangan gelap yang selama ini datang ke mimpimu, jadi ibumulah yang harus menjadi tumbal berikutnya, setelah itu semua bisnis akan mengalami banyak masalah! Itu akhir dari tumbal, setelah pelakunya tidak lagi bernyawa!”

Tangisanku pecah mendengar penjelasan itu, kenapa ibu melakukan perjanjian demi kekayaan, aku tahu jika masalalu ibu terlahir miskin dan bisa menjadi kaya-raya hingga sekarang. Ternyata dibalik sumber kekayaannya, tersimpan sebuah rahasia besar, takku sangka ibu bisa mengambil jalan pintas demi ambisinya.

Kuharap tak akan ada lagi tumbal berikutnya, apa ibu mengalami hal yang saja seperti mimpiku?

Sebuah kekayaan yang dilakukan dengan cara jalan pintas tak akan menjadi ketenangan hati, melainkan akan menjadi penyakit hati karena terus-menerus merasa kurang puas dengan apa yang telah dimilikinya. Jika ingin kaya lakukan dengan niat baik, meskipun butuh waktu dan pengorbanan.


Titimangsa : Jawa Timur, 17 Agustus 2021

Daftar Isi Cerpen Horor dan Seram 

Indeks link 

Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa. 

lianasari993
lianasari993 lianasari993 merupakan nama pena, kerap kali di panggil Lian. Lahir dan Besar di Jawa Timur. Membaca bagian dari hobi yang tidak bisa ditinggal hingga memutuskan untuk menulis sampai sekarang.

Post a Comment for "Nyawa Tertukar Demi Ambisi, Cerpen Horor"