Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Suruh Siapa Buat Rindu, Kamu Harus Bertanggung Jawab Melamarku, Asmara Remaja Romance

Kumpulan Cerita Remaja Terbaru dan Bikin Baper 




Bebebs.com - Benarkah satu-satunya hal memperlambat waktu itu rindu? Adalah jarak menjadi ruang sepi dalam penantian. Jemari kesunyian meremas hati menyiksa perasaan. 

Lebih menyiksa jiwa, aku tidak lagi mampu memanggil namamu berulangkali seperti dulu. Masih ingatkah kamu saat kita bercengkrama manja saat disekolah? Hari-hari bersamamu begitu indah lagi mengesankan hingga sesuatu terjadi.... 

Hari ini aku tengah memikirkanmu, dongeng momen paling mengesankan kembali aku tuliskan dalam sebuah cerita cinta remaja, hari itu......

Cinta Lama  Belum Kelar 


Bunga indah bermekaran, simbol semerbaknya cinta sepasang insan dimabuk asmara. Bak bintang penuh warna berkelip sempurna menghias hamparan gelapnya malam.

Adinda Mayangsari, si cantik pemilik bulu mata lentik dengan senyumnya yang menawan, adalah pelangi indah bagi Riki Hermawan. Pelangi yang melengkapi indahnya langit biru setelah adanya hujan.

"Dinda, pulang sekolah tunggu aku ya," ucap Riki pada Dinda saat jam istirahat kedua.

"Tapi ...." Dinda enggan pulang bareng Riki, cewek berbadan mungil itu sebenarnya masih ngambek karena Riki jalan bareng Sasya.

"Please ...." Riki memohon.
"Hmmm ...." Dinda hanya bergumam, tanda setuju menunggu kepulangan Riki.

Bel berdentang dua kali, tanda jam pelajaran telah usai. Seluruh siswa berseragam putih abu-abu segera meninggalkan kelas, termasuk Dinda.

Melangkah gontai, Dinda berjalan menuju taman dekat perpustakaan yang dekat dengan parkiran motor, termasuk motor Riki biasa diparkir disana.

Pekerjaan Paling Menyebalkan, Menunggu


"Udah nunggu lama ya," sapa Riki.

Dinda menggeleng, tanpa bersuara.

"Ih masih ngambek, jadi bikin gemes aja," rayu Riki yang sebenarnya bikin Dinda tambah sebel.

"Apaan sih." Jawaban ketus dari Dinda, justru membuat Riki tersenyum.

"Oke, aku minta maaf lagi ya."
"Hemmm ...."
"Jangan hemmm doang dong, iya gitu."


Dinda makin manyun, bibir mungilnya dimonyongin biar Riki tahu jika Dinda masih cemburu. Riki meraih jemari Dinda, mengecupnya dan mengatakan maaf sekali lagi.


"Sasya itu kan tetangga aku Din, dia cuma nebeng, masa iya sih kamu cemburu."
"Bilang dulu kek, mau nebengen orang."
"Iya deh, besok lagi bilang."


Dinda tersenyum tipis, mungkin sekedar jaim. Biar Riki ga keganjenan sama cewek lain. Biasanya nih, kalau cowok ga ditegasin bakal ngelunjak, ye kan?

Dinda pasrah saja, saat Riki menggandeng dan mengajak pulang bareng. Aroma parfum Riki tercium jelas saat tangan Dinda memeluk Riki selama perjalanan.

Taman kota, mereka memutuskan berhenti di sana.  Memesan dua mangkok bakso dan dua gelas es teler. 

Canda tawa dan rayuan manja mewarnai siang indah mereka berdua. Kupu-kupu beterbangan seolah menjadi saksi bunga cinta yang sedang mekar sempurna.

Tahun Telah Berganti


Dinda mencoba mencari kontak Riki, tapi tak jua ketemu. Semua teman dan kenalan Riki bahkan tidak tahu Riki dimana. Dinda sudah pasrah, lelah setelah lima tahun berjuang mencari keberadaan Riki.


"Joni, kapan kamu terakhir ketemu Riki?" tanya Dinda pada salah satu sahabat Riki saat SMA dulu.

"Sejak lulus itu, Riki cuma bilang mau kuliah di luar kota, tapi ga tahu juga kota mana." Joni menjelaskan apa yang dia ingat.

"Aneh ya Jon, semua teman kita ga ada yang tahu keberadaan Riki."
"Iya, tapi mau gimana lagi."


Dinda hampir putus asa, nomor hand phone dan semua sosial media Riki tidak pernah aktif semenjak lulus SMA. Sedangkan kini, mereka sudah menyelesaikan masa kuliah.

"Kamu ga ingin membuka hati untuk yang lain Din?" tanya Joni.
"Entahlah Jon, aku bahkan tidak sempat memikirkan orang lain."
"Kamu harus move on Din."
"Sekarang, aku belum bisa."


Riki adalah cinta pertama Dinda. Riki lah satu-satunya cowok yang telah mewarnai hari-hari Dinda. Dari Riki, Dinda belajar mencintai apa adanya, belajar menerima kekurangan dan kelebihan orang lain dalam sebuah ikatan.


Dinda memejamkan mata, bayangan Riki yang kocak dan penuh tantangan terus saja memenuhi pikiran. Tidak ada satu cowok pun yang berhasil meluluhkan hati Dinda, setelah menghilangnya Riki.

Dinda bergumam lirih, "Riki kamu ada dimana sih sebenarnya?"

Suatu Malam di  Rumah Dinda 


"Dinda, kamu kan sudah lulus kuliah, apa tidak ingin menjalin asmara dengan cowok?" tanya Bu Asri, ibunya Dinda.

"Ah Ibu," jawab Dinda malu, pipi Dinda hingga berubah warna menjadi merah merona.

"Teman-teman kamu bahkan sudah berumah tangga, tapi kok Ibu tak pernah melihatmu punya teman cowok spesial."


"Dinda mau fokus cari kerja dulu Bu."
"Itu sangat bagus Dinda, tapi kamu juga harus mulai membuka hati ya."
"Iya Bu."


Begitulah Dinda, masih enggan menjalin asmara dengan orang lain. Beberapa kali teman kuliahnya mendekat, tapi Dinda tak pernah memberi lampu hijau untuk mereka.


Dinda belum mampu memberikan ruang dihatinya untuk diisi orang lain. Bagi Dinda, Riki adalah cinta sejati yang sudah bersemayam dihatinya, telah meluluhkan seluruh ruang kosong yang ada, dan tak ingin mengisinya dengan yang lain.

Seperti keinginannya, Dinda mulai mendaftarkan diri di berbagai perusahaan, baik di dalam maupun luar kota. Semua perusahaan yang menyediakan lowongan di bidang akuntansi, Dinda mendaftarkan diri.

Hingga ada sebuah email yang diterima Dinda, bahwa ada perusahaan di Yogyakarta yang menerima lamaran kerja Dinda.


Dinda bersyukur, setelah sekian lama ingin berkunjung ke kota Yogyakarta, ternyata mendapat pekerjaan disana.

Pelajar Kota Gudeg, Jogjakarta 


Dinda melangkahkan kaki menyusuri jalan Malioboro, setelah sebulan bekerja baru hari ini Dinda punya kesempatan jalan-jalan.


Berbagai pernah pernik dan camilan khas Yogyakarta telah memenuhi tas Dinda, untuk sekedar memuaskan rasa penasaran dengan kota ini.

Beberapa delman dan becak yang terparkir dipinggir jalan cukup menarik perhatian Dinda. Dinda mendekati salah satu becak yang ditunggui oleh seorang pria, ternyata masih muda dan ganteng.


"Mas, bisa antar saya berkeliling sekitar Malioboro ini?"

"Bisa Mbak, silahkan naik."
"Oke, terima kasih."
"Ongkosnya dua puluh lima ribu ya Mbak, nanti saya antar hingga Keraton dan Alun-alun."
"Iya, boleh. Hati-hati ya Mas."
"Baik Mbak."


Dinda benar-benar menikmati suasana Yogyakarta di malam ini. Alunan musik jawa dan gamelan terdengar dari beberapa toko yang dilewati. Aroma makanan khas malam hari seperti pecel lele, bebek goreng, sate, ikan bakar dan gudeg membuat perut Dinda minta diisi.

"Mas, kalau gudeg yang enak sebelah mana ya?"
"Oh ada Mbak, kedai RHAM."
"Dimana itu Mas?"
"Udah deket ini Mbak."
"Enak ya Mas menu disana?" tanya Dinda.


"Iya Mbak, disana itu semacam cafe tapi menunya tradisional."
"Wah keren tuh."
"Iya Mbak, tempatnya bersih dan banyak spot fotonya."
"Wah boleh dong antar kesana."
"Ya Mbak."


Mas pengayuh becak membawa Dinda ke Cafe RHAM. Benar saja, tempatnya bersih, bagus dan ramai pengunjung. Tidak heran jika tempat ini recomended banget bagi penduduk baru seperti Dinda.

"Mas mau nunggu saya?"
"Boleh Mbak, sekalian saya mau ngopi juga."
"Baiklah, nanti kita ketemu lagi disini ya."
"Siap, monggo Mbak silahkan turun dan selamat menikmati sajian disini."
"Terima kasih ya."
"Sama-sama."

Dinda menuju ke cafe, mencuci tangan di depan dan memilih tempat duduk. Seorang pelayan mendekat dan memberinya daftar menu, Dinda menerimanya lalu segera memilih. Gudeng, bebek bacem dan dawet ayu menjadi pilihan Dinda.


Saat Dinda mengamati setiap sudut cafe, tiba-tiba ada seseorang terburu-buru masuk ke dalam cafe sampai menabrak seorang pelayan hingga menumpahkan minuman yang dibawanya.

"Maaf Pak, saya tidak sengaja." Sang pelayan terlihat takut telah mengotori baju orang itu.

"Saya yang minta maaf ya, maaf saya buru-buru," jawab orang yang ditabrak.


Dinda seperti sangat mengenali suara itu, hingga membuat Dinda menoleh dan mengamati seorang pria yang mengenakan jas hitam.


"Riki," ucap Dinda spontan, mulutnya melongo sementara tangannya menutup mulutnya sendiri.

Pria itu menoleh ke arah Dinda, membuat Dinda semakin terkejut karena pria itu benar-benar Riki. Dinda mendekat, menghambur dan memeluk Riki.


Riki juga terkejut bertemu Dinda disini, di cafenya sendiri yang ingin dia persembahkan untuk Dinda.

Akhirnya pencarian Dinda usai, mereka ngobrol banyak hal. Tentang kenapa Riki menghilang, kenapa Dinda bisa ada disini, hingga Riki punya cafe ini.

"Rik aku bahagia banget bisa ketemu kamu."
"Aku juga Din."
"Kamu masih mencintaiku kan?" tanya Dinda.
"Iya, cintaku padamu sudah kuabadikan menjadi nama cafe ini."


"Maksud kamu?"
"RHAM ini Din, Riki Hermawan Adinda Mayangsari."
"Ah kamu."

"Kapan kamu pulang? Aku ikut ya, mau melamar kamu."
"Terima kasih dulu gih, sama mas tukang becaknya yang udah recomended tempat ini tadi."

Mereka berdua tertawa, itulah cinta sejati, akan bertemu meski jarak dan waktu memisahkan.

The end

Daftar Isi Cerpen Remaja Romantis 


Indeks Link Cerpen Remaja Romance 

Cinta Lama Belum Kelar
Oleh: Beti Atina Hariyani

Jangan lupa ikuti akun dan chanel media sosial Bebebs agar tidak ketinggalan informasi keren selanjutnya. Selamat membaca dan jangan lupa bahagia.
betyalope Menulis, adalah sarana saya menyampaikan impian dan berbagi kebaikan.

1 comment for "Suruh Siapa Buat Rindu, Kamu Harus Bertanggung Jawab Melamarku, Asmara Remaja Romance "