Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Take Over Death, Horor Story And Misteri

Event Menulis Cerpen Horor dan Misteri



Bebebs.com - Malam mulai larut tanpa ada hiasan bintang di langit gelap, bahkan bulan terlihat samar-samar tertutup oleh awan yang terus berjalan tanpa tahu akan ke mana pergi. Suara hewan malam terdengar jelas, bahkan udara dingin mulai menyelimuti tubuh tanpa ragu.
 

“Kamu harus tanggung jawab!” Tegas Zaskia pada Dilon yang acuh padanya

“Mungkin saja itu bukan anakku, lagi pula kamu itu cewek murahan yang mau saja dipermainkan. Dan aku enggak akan pernah mau bertanggung jawab, aku itu masih sekolah jadi mending kamu gugurkan saja!” ucap Dilon dengan nada menyebalkan

“Keterlaluan kamu ya, bilang aku cewek murahan. Setelah apa yang kamu mau telah kamu dapatkan dan sekarang kamu campakkan seenaknya, apa kata orang tuaku...!” air mata mulai menetes tanpa disadari

Prakkkk, tamparan keras membuat pipi Zaskia memerah. Kedua mata mulai berubah tajam dengan emosi tanpa kendali, detakan jantung berdebar kencang. Yang tadinya terasa sepi mendadak menakutkan, Dilon menampar untuk kedua kalinya.

Tamparan ini begitu keras, hingga Zaskia terjatuh dan kepalanya mengenai batu tajam yang ada di dekatnya. Dengan perlahan darah mulai mengalir tanpa henti, sudah pasti Dilon panik karena sudah menyelakai kekasihnya.

Pandangan masih terpaku menatap darah, bahkan rambut panjang Zaskia menutupi sebagian wajahnya. Tanpa memberi pertolongan, Dilon memilih pergi dan membiarkan Zaskia dalam keadaan seperti itu.

Sepuluh menit kemudian datanglah orang yang tengah lewat di dekat situ, karena mendengar suara minta tolong dari Zaskia. Dengan ragu dua orang yang berboncengan sepeda turun untuk mencari sumber suara itu, dengan wajah melotot dan kaget. Salah satu dari mereka menghubungi ambulans, dan kepolisian setempat.

Semua terlambat karena darah sudah banyak keluar. Tubuh Zaskia dibawa ke rumah sakit untuk menjalani autopsi, dan pihak kepolisian terus menyelidiki lokasi untuk mencari tahu penyebabnya.

Rumah Zaskia...


Suara dering ponsel membuat Ibu Sofi beranjak dari tempat tidur, “ Hallo, ada yang bisa saya bantu?”

“Apa benar ini orang tua dari saudara Zaskia Rantiani?” Ucap suster rumah sakit
“Benar itu anak saya!”
“Begini, anak ibu ada di rumah sakit sedang dalam pemeriksaan penyebab kematiannya, dan saya harap ibu segera ke rumah sakit!” penjelasan dari suster membuat ibu Sofi syok dan tubuhnya terasa lemas tidak berdaya mendengar berita duka

Setelah lokasi diberikan oleh suster, ibu Sofi langsung datang ke rumah sakit dengan ayah Adi yang baru saja pulang bekerja. “ Buruan, Ayah!” ucap ibu Sofi tanpa henti menangis

“Iya, kamu tenang!, Jangan bikin aku panik!”

Sampailah di sebuah rumah sakit besar tempat yang diberikan oleh suster, dengan langkah sedikit berlari ibu Sofi langsung mendatangi tempat yang sudah diberitahu. Hatinya teramat sangat sakit, sore berpamitan ingin pergi jalan-jalan dan malamnya menyisakan kabar telah meninggal.

Beberapa hari kemudian setelah kematian Zaskia. “ Ibu!” panggilan dengan tangisan tanpa henti

“Sayang!” memeluk dengan erat

“Maafkan aku yang baru datang, bagaimana ini bisa terjadi pada Zaskia?” tanya Zahra dengan hati terpukul mendengar berita kembarannya telah meninggal dengan cara yang sangat menyedihkan

“Ibu tidak begitu tahu, kamu sabar polisi sedang melakukan penyelidikan!” jelas ibu Sofi, “ Sekarang kamu istirahat dulu, besok kita bicarakan lagi, ayah sedang ada keperluan di kantor polisi. Mungkin pulangnya masih nanti!”

“Zahra ingin tinggal di sini!”
“Sekolah kamu bagaimana?”

“Zahra akan tetap melanjutkan sekolah dan ibu jangan risau kalau setiap bulannya Zahra janji akan pulang menjenguk ibu dan ayah

Zahra memegang tangan ibu dengan halus, “ Tapi Zahra mohon supaya ibu dan ayah merahasiakan identitas Zahra, jangan sampai ada yang tahu kalau Zahra kembaran Zaskia!”

“Memangnya kenapa?”

“Aku enggak ingin ada orang yang tahu, makanya itu sejak dulu Zahra memilih untuk sekolah dan tinggal jauh dari kehidupan Zaskia. Zahra mohon!” dengan nada dan wajah meyakinkan

“Baiklah, nanti ayah akan ibu kasih tahu soal ini!, Sekarang kamu istirahat dulu sudah malam!” ibu Sofi tersenyum tipis

Tanpa menjawab, Zahra pergi masuk ke dalam kamar milik Zaskia, di dalam kamar tidak langsung tidur melainkan mencari tahu tentang Zaskia dan apa saja yang sering dilakukannya. Zahra memang jarang bertemu Zaskia, sejak kecil mereka sudah terpisah, namun keduanya saling mencintai sebagai saudara kembar.

“Aku enggak akan membiarkan orang yang berani membunuh saudaraku hidup tenang, aku akan membuatnya membalas semua yang telah dia lakukan. Dan akulah yang akan membalas dendam padanya, akan aku buat di jatuh cinta lalu terluka. Aku adalah sisi buruk dari Zaskia...hahahaha” dengan amarah yang sangat memuncak

Empat tahun kemudian...


“Sekarang saatnya balas dendam dimulai!” ucap Zahra melihat Dilon yang sedang duduk santai di taman, “ Akhirnya aku akan memulai skenario penderitaan yang jauh lebih menyakitkan dalam hidupnya, bahkan akan aku hancurkan hatinya dalam sekejap”

Zahra berpura-pura sedang berlari pagi melewati depan Dilon yang sedang istirahat, “ Aawwww”

Dilon langsung mendekati, “ Kamu kenapa?”

“Kepalaku terasa sangat pusing!” dibantu duduk di bangku taman
“Ini kamu minum!”
“Terima kasih, maaf sudah merepotkan kamu!”

Mengulurkan tangannya, “ Panggil saja Dilon!”

“Zahra!”
“Wajah kamu seperti tidak asing bagiku!” ucap Dilon melihat wajah Zahra hampir mirip dengan Zaskia

“Memang iya, bukannya kita baru bertemu sekarang? Mungkin kamu salah lihat, memangnya wajah aku mirip siapa?” mencoba memancing agar Dilon menjawabnya

“Entahlah!” jelas Dilon berbohong, “ Kamu mau aku antar pulang?”

“Enggak usah, nanti aku bisa naik taksi. Aku pamit pulang lain waktu kita bertemu lagi!” beranjak dari bangku

“Boleh minta nomor kamu?” menyerahkan ponselnya, Zahra mengetik nomornya dan memberi nama dengan tambahan emoticon hati

Dilon hanya tersenyum melihat nama diponselnya, bahkan dalam sekejap ada detakan jantung yang membuatnya terpikat oleh kecantikan Zahra. Bahkan matanya masih melihat setiap langkah yang mulai samar-samar tidak terlihat lagi.

Beberapa saat kemudian pesan singkat dari Dilon membuat Zahra merasa senang bisa membuat Dilon terpikat oleh dirinya.

"Apa nanti kita bisa bertemu, ada sesuatu yang harus aku bicarakan. Aku tunggu kamu di cafe dekat taman kita bertemu tadi, jam 19.00. Salam dari cowok yang sudah mulai jatuh cinta."

"Aku akan datang." Zahra tidak menyangka akan secepat ini.

“Zaskia, aku enggak menyangka ternyata dia bisa jinak dalam waktu singkat. Apa dia akan menyatakan cintanya, aku harap begitu. Agar balas dendam bisa cepat usai” ucap Zahra memandang foto Zaskia yang terletak di dekat lampu tidurnya

Seperti janji yang sudah dibuat, Zahra menghampiri meja yang sudah ada Dilon lebih dulu datang darinya. “Maaf terlambat datang!”

“Enggak masalah bagi aku untuk menunggu kehadiranmu!” rayu Dilon membuat Zahra semakin jijik

Dilon menyerahkan buku menu dan pelayan menunggu sambil membawa buku catatan pesanan, terlihat senyuman manis yang ada di bibirnya. Bahkan Dilon dengan diam meliriknya, namun pelayan itu acuh. Setelah Zahra memilih pelayan itu pergi dengan ekspresi tidak mengenakkan.

“Dasar cowok resek,” batin Zahra mengamati setiap gerak-gerik Dilon

“Ada sesuatu yang harus aku bicarakan. Sejak kejadian tadi pagi, aku enggak bisa berhenti memikirkan kamu, bahkan aku merasa ada sesuatu yang membuat aku jatuh hati dalam sekejap padamu. Apa kamu mau jadi pacar aku?” dengan wajah yang sok

“Ini yang aku tunggu!” batin Zahra merasa sangat senang

Zahra menutup mulut dan memperlihatkan wajah terharu, “Aku enggak menyangka bisa....aku mau jadi pacar kamu!”

“Jadi kita pacaran!” tanya Dilon memastikan lagi, Zahra hanya mengangguk sambil tersenyum manis

Mereka mulai mengobrol banyak hal, tanpa sepengetahuan... Zahra mulai mengamati semua tentang Dilon dengan cara bertanya berbagai hal, bahkan tidak ada rasa curiga sama sekali.

Setelah selesai makan Zahra memilih untuk pulang sendiri, menolak ajakan Dilon untuk mengantarnya pulang. Apalagi selama ini Zahra masih tinggal di rumah Zaskia, ada ketakutan jika Dilon tahu mereka saudara kembar.

Hari telah berganti, Dilon mengajak untuk bertemu ke dua kalinya di tempat yang sama. Sudah pasti Zahra akan menyetujui ajakan itu, karena dengan begitu balas dendam lebih mudah. “Hai sayang!” cipika-cipiki

Dilon senang dengan hal ini, “ Sayang, aku kapan bisa datang ke rumah kamu?”

“Jangan dulu! Nanti kalau sudah waktunya akan aku kenalkan dengan keluargaku tapi enggak sekarang!”

“Memangnya kenapa? Aku ingin segera melamar kamu juga!”

“Bukannya kita baru jadian, kenapa buru-buru? Lagian kita belum banyak tahu satu sama lain!” taktik mulai dijalankan dengan sangat mulus

“Entahlah, aku merasa takut jika ada cowok yang mendahului memiliki kamu!”

“Aku cintanya sama kamu, mana mungkin aku memilih cowok lain!” jelas Zahra membuat Dilon terbawa perasaan

“Maaf sayang, aku harus segera pulang. Ibuku sudah beberapa kali menghubungi dan mengirim pesan, maaf ya!” Zahra berlalu, namun hati Dilon masih rindu

Setelah pertemuan ini, Zahra memilih untuk menghindar dari Dilon selama satu minggu tanpa ada kabar sama sekali dan tidak akan menjawab setiap pesan maupun telepon, agar Dilon merasa bingung, rindu dan khawatir dengan keadaan Zahra. Dengan begitu hatinya akan sakit, bukankah cara itu sangat bagus untuk balas dendam!

Setiap hari Dilon selalu mengirim pesan setiap saat dengan berbagai pertanyaan juga emoticon perasaan yang sedang dialaminya. Dering panggilan sudah pasti terus berbunyi tanpa ada henti. Ini terjadi selama seminggu, bahkan Zahra masih tetap memantau Dilon dari kejauhan. Hingga tetesan air mata keluar dari mata Dilon saat dirinya sedang duduk di depan rumahnya sendirian.

"Maafkan aku sayang baru sempat menghubungi kamu, seminggu ini aku harus menyembunyikan ponsel dari ibu. Sepertinya ibu masih belum mau aku memiliki kekasih, makanya aku masih ragu mengenalkan kamu sama kedua orang tuaku. Tapi aku ingin bisa bertemu kamu sekarang, akan aku jemput kamu di cafe biasanya. Ada sesuatu yang harus kita bicarakan demi mendapatkan restu."

Zahra mengirim pesan tepat jam 19.00


"Aku sangat merindukanmu, jangan pernah tinggalkan aku lagi. Baiklah aku akan datang ke tempat biasanya, aku ingin melepas kerinduan ini bersama kamu, aku sangat mencintaimu."

Dilon merasa senang Zahra sudah mengabarinya, apalagi ada janji untuk bertemu sekarang

“Dilon?” panggil Zahra yang sedang ada di dalam mobilnya

“Sayang!” masuk ke dalam mobil lalu mengecup kening Zahra

“Kita jalan-jalan keliling yuk! Biar aku yang bawa mobil, ini aku tadi belikan kamu minum!” Zahra menyerahkan minuman yang sudah dicampur obat tidur

“Terima kasih sayang!” Dilon meminumnya hampir habis, “ Sepertinya aku mengantuk, karena semalam enggak bisa tidur memikirkan kamu!”

Zahra tersenyum manis, “ Kamu tidur saja, nanti kalo kita sampai aku bangunkan!”

Tanpa waktu lama Dilon sudah tertidur, Zahra langsung menuju tempat yang sudah dipersiapkan untuk balas dendam. Lokasinya lumayan jauh dari keramaian, jalanan yang masih gelap oleh pepohonan. Sampailah di sebuah rumah tua yang sudah lama tidak digunakan lagi.

Zahra membawa Dilon masuk lalu mengikatnya dengan tali yang sudah ada di dalam tas, kursi tua menjadi tempat yang cocok untuk Dilon agar tidak melawan setelah sadar. Lumayan lama menunggu Dilon sadar sekitar dua jam.

“Zahra!” panggil Dilon kesulitan karena mulutnya tersumpal kain

“Sudah bangun ternyata, nyenyak sekali tidur kamu sayang. Bahkan tadi kamu enggak sengaja terbentur pintu, kasihan!” memegang rahang Dilon dengan senyum menyebalkan. Membuang kain itu

“Akhirnya aku bisa membuat kamu jatuh cinta dalam sekejap, apa Zaskia dulu sama? Membunuh dua makhluk bernyawa dalam sekali tamparan, hebat sekali kamu. Aku bahkan heran kenapa Zaskia mau menyerahkan miliknya untuk cowok sepertimu!”

“Kamu siapa?” tanya Dilon ketakutan karena Zahra membawa kayu yang lumayan besar di tangannya

“Aku Zahra kekasih kamu, sekaligus kembaran Zaskia yang kamu bunuh lalu kamu tinggalkan begitu saja. Kamu itu Cuma mau enaknya saja, setelah itu malah pergi menghilang begitu saja. Bahkan polisi enggak bisa melacak keberadaanmu....” tersenyum, “ Tapi aku bisa!” dengan nada tinggi dan marah

“Kamu akan mati di tanganku!” tertawa puas

“Aku mohon jangan bunuh aku!” tamparan keras mendarat pada pipi kanannya
“Zahra aku mohon!” prakkkk untuk pipi kirinya
“Zahra, aku mengaku salah telah membunuh Zaskia dan membiarkan dia begitu saja!” pukulan beralih ke perut berkali-kali hingga darah keluar dari mulut

“Kamu melawan enggak akan bisa, bahkan teriak minta tolong enggak akan ada yang mendengarnya!” pukulan untuk terakhir kalinya oleh tangan Zahra bersama keluar darah dari hidung

“Ternyata kamu itu lemah, hanya beberapa pukulan sudah lemas enggak berdaya, enaknya dibunuh pakai apa ya?” memperlihatkan pistol dan kayu yang dari tadi dipegangnya

“Aku mohon jangan bunuh aku!” nafas tidak beraturan, raga tidak berdaya, ketakutan, “ Lebih baik aku dipenjara daripada mati ditangan kamu!”

“Setelah keluar penjara kamu enak, sedangkan kalau Zaskia setelah disakiti malah mati, apa dia enggak ingin balas dendam juga ya? Apalagi ini dekat tempat dia mati!”

“Jangan bunuh aku, Zahra. Aku janji enggak akan melakukannya lagi dan aku akan dipenjara agar semuanya usai!”

“Baiklah kalau itu mau kamu, sepertinya satu pukulan akan terbalas dendamnya!” pukulan terakhir ini membuat Dilon tidak sadarkan diri

Di bawahnya Dilon kembali masuk ke dalam mobil, sekarang Zahra langsung datang mengantarnya sendiri ke kantor polisi. Setelah sampai, polisi yang sedang bertugas kaget melihat tubuh Dilon sudah tidak sadarkan diri dan ada luka pukulan juga darah pada bibir dan hidungnya.

“Saya datang ke sini untuk menyerahkan pelaku pembunuhan Zaskia Rantiani, Dia hanya sedikit saya kasih luka dan sakit hati yang lebih parah. Begitu saja yang bisa saya sampaikan!” jelas Zahra di dalam ruangan polisi

“Kamu kembaran Zaskia, saya merasa sangat terbantu dengan anda. Karena kasus ini sangat sulit terpecahkan, tapi anda dengan mudah bisa membawa pelaku meskipun terluka!” jelas polisi dengan sedikit tahu cara pola pikir balas dendam Zahra

Setelah banyak pertanyaan, Zahra diizinkan pergi. Hari ini balas dendam telah usai, kini Zahra memberitahu semuanya yang telah terjadi. Awalnya ibu Sofi sangat kaget dengan sifat yang telah dilakukan anaknya, namun Zahra janji tidak akan mengulanginya lagi.

“Zaskia aku merasa puas dengan hari ini, kamu tenang di sana. Aku sangat merindukanmu!” ucap Zahra merebahkan diri di ranjang kamar Zaskia

Keesokan harinya polisi melakukan reka adegan pembunuhan empat tahun lalu. Dengan luka fisik yang belum terlalu pulih dan luka hati yang begitu sangat menyakitkan. Dilon merasa sangat menyesal atas perbuatannya, yang telah mengambil nyawa mendahului Tuhan pemilik kehidupan.


The End 

Daftar Isi Cerpen Horor dan Misteri 


Indeks Link Peserta Event Menulis Cerpen Horor dan Misteri 


Judul : Take Over Death
Penulis : lianasari993
Titimangsa : Malang 14 Juni 2021

Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

Post a Comment for "Take Over Death, Horor Story And Misteri "