Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Korban Playboy Cap Kadal, Cerpen Remaja Romantis Terbaper Bukan Laper

Cerita Cinta Remaja Baper Romantis Terbaru 


Bebebs.com- Mentari mulai menyapa. Terlihat senyuman bahagia melalui kecerahan di pagi hari layaknya menyapa penghuni bumi, mentari mulai membuat cerita tentang dirinya sebagai penerang dalam kehangatan.

Edo merupakan cowok kelas satu SMP di sebuah sekolah negeri tak jauh dari rumahnya. Memiliki tampang lumayan, perut bagaikan tahu balok dalam proses pembuatan. Ini ceritanya!

“Pagi sayang!” Ucap kekasih pertama. Panggil saja Sania cewek cantik juga pintar dalam mata pelajaran di sekolah, sudah tiga bulan berpacaran denganku

“Hai sayang,” tegasku memasuki daun pintu sengaja terbuka.

“Nih aku bawain bekal nasi goreng” hampir tiap hari tak pernah lupa.

Suara bel masuk memecahkan percakapan lanjut nanti, memang satu kelas beda bangku adanya. Terkenal malas dalam pelajaran menjadi alasan memilih bangku belakang sebagai tanda, siapa yang tak tau itu!

Keheningan dalam cakap kata-kata tulisan menghiasi kesepian hingga keramaian papan putih persegi panjang itu. Serasa hembusan nafas menjadi pewakil pembicara selain suara.

Dua jam pelajaran serasa sehari dibuatnya, mana ada yang berani dengan guru killer macam itu!, salah sedikit kena sentuhan kecil pendarat tepat pada tangan. Sakit!

“Ini!” melempar pelan bola kertas dekat bangku...sambil mengamati guru killer duduk rapi melihat kertas dibawanya.

Seketika mata dan tangan sinkron mengambil kesepakatan bersama dalam kolaborasi mengambil bola kertas tertulis jawaban. Tersalin cepat setiap kata-kata berganti pada lembaran kosong awalnya.

Aba-aba mulai berkumandang memecahkan goresan pulpen pembantu dikala sedang menjawab. Keluh terdengar dengan alasan belum, enak bukan jadi aku?. Tinggal menyalin tanpa berpikir.

Memang berguna dalam situasi darurat berpacaran dengan kekasih hati bisa diandalkan, tak perlu capek menulis sudah selesai dikerjakannya. Begitu berkorbankan saat cinta?

“Aku ke toilet bentar ya!”
“Iya, aku enggak ke kantin hari ini ada tugas perpustakaan yang harus cepat diselesaikan!” jelasnya mengambil tempat bolpoin dalam tas mini senada dengan warna jam tangannya

“Iya, jangan lupa makan dulu,” Tanpa jawaban

Rayuan Gombal di   Kantin Sekolah 


Keramaian kantin layaknya kota penuh suara akan kesibukan masing-masing dalam urusan perut peminta sumbangan kala jam istirahat berbunyi nyaring, siswa-siswi berhamburan layaknya pembagian gratis tak peduli mengantri.

“Sayang,” panggil cewek cantik yang tengah duduk sendiri di meja. Ini pacar kedua ku sudah berselingkuh dua bulan bersamanya

Panggil Putri, cewek cantik dengan keahlian bermain basket sejak kecil menjadi kebanggaan hingga saat ini, tak terhitung berapa banyak penghargaan dan hadiah didapatkannya. Memang tak satu angkatan melainkan kelas tiga SMP, lucu bukan!

Memberikan semangkok bakso, “ Aku tadi udah pesan duluan, kamu kenapa telat? Jadi dingin deh”

“Enak gini makan enggak usah niup dulu,” tegasku melihat balik tatapan lembut sedari tadi memandangi

“Jangan liat gini...nanti kangen gimana?” Jurus gombalan kumulai lagi

Malu, “Apaan sih?” cubitnya kecil

“Awwww...sakit.”
“Kamu enggak papa kan, Sayang?” padahal Putri sendiri yang mendaratkan cubitan itu pada punggung tanganku

“Iya sayang, aku sayang banget kok sama kamu” lanjut gombal lagi, “Ikuti ucapanku ya?”
“Malu tau, Apa?” melihat sekeliling yang tak memedulikan kami, semua sibut dengan sendirinya

“I”
“ l” mengikuti
“ Love”
“ Love”
“You”
"You”

“I love you too,” sahutku, semulanya Putri tak mengerti maksud dari kata-kata terpisah itu. Putri tersipu malu layaknya tanaman terpegang dikit layu.

Suara bel berbunyi menjadi awal perpisahan sementara demi menjalankan sebuah tugas penting sebagai seorang murid, terlebih hari ini ada ulangan matematika. Tak perlu khawatir pacarku sudah belajar semalam jadi aman!

Begitulah lagi, lagi dan lagi tetap sama kulakukan. Semenjak berpacaran dengan Sania nilai mata pelajaran menjadi kebanggaan sendiri, nilai terasa standar tak seperti dulu dekat warna bolpoin merah menghiasi setiap lembar kertas.

Sepulang sekolah sengaja paling akhir keluar gerbang berhati-hati takut ketahuan Putri, tak ingin hati ini melepaskan rasa cinta egois antara dua cewek cantik.

Entahlah sejak kapan bisa menjadi seperti ini semua berjalan lancar dengan rasa telah bersemayam dalam dada, tak ada yang tau tentang hubungan ini melibatkan dua cewek bersamaan.

Lagian hati ini mencintai mereka, meskipun nantinya akan tersakiti dalam luka. Cinta memang unik sudah punya satu masih kurang, heran tapi nyata adanya. Tak bisa memilih mereka berdua saat hati tak ingin kehilangan cinta.

Anak Tetangga Punya Cerita 

Suara nasi tektek terdengar jelas dalam kamar, kulihat dari balik jendel gerobak dorong melewati kompleks depan rumah jalan lambat sangat. Tanpa henti suara berbunyi, berjalan menghampirinya kala perut sedang berbicara.

Rumah terasa sepi sibuk dengan sendiri, serasa sunyi dalam luasnya lahan terbangun ini. Ruangan jarang aja isi atau canda sekedar basa-basi.

“Bang. Nasi goreng satu!”
“Oke, makan sini?”
“ Iyalah”

Cahaya api menyala kecil kehangatan dalam pemberi perut lapar, satu persatu memasuki wadah besar pemasak. Kepulan asap keharuman menjadi tanda terhidangkan.

“Bang seperti biasa,” ucap Nina duduk di dekatku.
“Nin, beberapa hari ini aku enggak pernah liat kemana aja?” tanyaku mengusir kesunyian malam.
“Habis dari rumah nenek lagi kangen” jelasnya

Nina adalah cewek yang hampir tiap hari denganku rumah pun dekat sangat, tak heran bukan jika sering bersamanya, namun sekolah menjadi pembeda jarak dengannya.

Aku suka bermain basket karenanya, setiap dua minggu sekali kami selalu bermain di kompleks perumahan dengan anak-anak lain. Hingga tumbuh rasa nyaman dalam pertemanan, kuharap dia juga sama.

“Besok nonton yuk!, Bosen nih aku di rumah aja,” ajakku melihatnya tengah menikmati nasi goreng kesukaannya

“Boleh, tadi malam ya!. Sore masih ada urusan di sekolah, gimana?”
“Oke.”

Diama tidak  ada percakapan lagi dalam kesibukan menatap piring membunyikan suara ketukan sendok terdengar jelas. Suasana kompleks masih ramai lalu lalang kendaraan juga canda tawa orang nongkrong di seberang jalan rumah.

Waduh Akhirnya  Ketahuan 

Sesuai janjiku, cukup lama tak menonton dengannya terakhir sudah dua bulan lalu. Memang aneh rasa ini timbul dengan sendirinya tanpa ada paksaan. Aku dalam diam juga mencintai Nina jauh sebelum berpacaran dengan Sania.

Namun, dalam posisi itu Nina memiliki kekasih. Dan kami saling tau akan rasa cinta mulai tumbuh, namun cinta itu terhalang dalam hubungan pertemanan. Kami pernah saling membicarakan ini sebelumnya, tapi Nina lebih memilih kekasihnya.

“Makan yuk!” ajak Nina selesai keluar bioskop
“Oke.”

Memang tak bisa disangka akan kehadiran Sania marah dalam situasi ini, amarahnya lepas bebas tanpa kontrol melihatku dan Nina sedang makan berdua.

“Sayang,” panggilnya marah, “ 
Keterlaluan kamu.”
“Sania,” beranjak dari kursi begitu juga Nina dalam keheranan.
“Oh, jadi sejak tadi aku telpon enggak ada kabar ternyata selingkuh sama dia.”
“Dia...”

Memotong penjelasanku. “Apalagi mau ngelak?, dasar tukang bohong, aku kurang apa? Sampai kamu tega buat aku terluka!” hatinya sakit melihat kenyataan ini, aku tau memang salah dalam hal ini tapi siapa yang tau akan rasa cinta tumbuh dalam hati.

Aku mencintai Nina begitu juga dirinya, kami saling dekat dalam tutup pertemanan, saling berbagi rasa dan berbagai cerita.

“Sakit amat sangat sakit, aku udah terlanjur cinta sama kamu hingga aku enggak sadar akan penghianatan ini. Mungkin aku bodoh soal cinta, tapi aku enggak bodoh dalam jatuh cinta” tegasnya berlinang air mata

Putri datang dalam emosi, “Dasar cowok brengsek kurang ajar, beraninya lho mainin hati kita. Gue enggak nyangka lho selingkuh, gue sayang sama lho. Ini balasan dari lho?” berbeda dengan Sania. Putri tak ada air mata tumpah pada wajahnya, tapi sakit hati itu merubahnya dalam amarah.

Nina tak menyangka akan hal ini, aku memang tak pernah bilang padanya akan hubungan perselingkuhan ini. Bahkan aku pernah bilang cinta pada Nina dan Nina juga sama, hingga hubungan kami lebih dari pertemanan.

“Sejak kapan kamu punya pacar?” tanya Nina tak percaya

“Udah tiga bulan lalu gue pacaran sama Sania dan dua bulan sama Putri,” jelasku membuat ketiga cewek di dekatku semakin marah nan kecewa

“Dan aku jujur tentang perasaan aku ke kamu satu bulan lalu dan kita lebih dari pertemanan, Nin!. Aku senang saat kamu menerima semua rasa yang aku berikan” jelasku pasrah

Suara tangis Sania teramat sangat dari nafas tak beraturan, terlihat amat kecewa dengan semua yang kuperbuat.

“Edo! Kamu kok tega sih?” tegas Sania berlinang air tanpa henti, suara lembutnya membuatku sangat menyesal atas apa yang pernah aku perbuat pada mereka.

“Aku tau aku salah, maafkan aku telah membuatmu terluka akan hal ini, sulit bagi kamu untuk memaafkan perselingkuhan ini. Aku terima jika kamu ingin memukulku dan aku terima jika kamu memiliki pergi dariku.” 

Katakan Putus Lebih Baik?


Aku tak kuat melihat Sania begitu sedih dengan semua perselingkuhan yang kulakukan

“Sekarang kita putus,” bentak Putri membanting gelas berisi jus pesananku, lalu memilih pergi dengan emosi

“Kamu jahat, berani mempermainkan hati seperti ini. Harusnya aku sadar dan aku tak berselingkuh denganmu” Nina berlalu meninggalkanku dan Sania yang masih terdiam dalam tangis

“Sania aku minta maaf.” Tanganku ditepisnya amat kasar berlalu pergi tanpa jawaban

Rasa menyesal akan semua yang telah kuperbuat pada mereka dalam perselingkuhan, tak percaya semua ini akan terjadi begitu saja. Hati ini begitu mencintai mereka hingga tumbuh rasa egois untuk memiliki ketiganya, tanpa memiliki salah satu dari mereka.

Cinta memang tidak pernah bilang akan jatuh pada siapa dan kapan. Cinta tumbuh dalam rasa nyaman akan hadirnya cinta tanpa duga, rasa nyaman itu yang menjadi penumbuh dalam rasa cinta.

The End

Daftar Isi Cerpen


Indeks Link Peserta Event Menulis Remaja


Judul : Belajar playboy
Penulis : lianasari993
Titimangsa: Minggu, 21 Maret 2021
Sumber ilustrasi gambar:  pinterest 

Selamat membaca dan jangan lupa bahagia. Bersama Bercerita Bisa dan Terimakasih.

Bebeb Admin
Bebeb Admin Admin Bebebs Belajar Bersama Bisa Comunity

Post a Comment for "Korban Playboy Cap Kadal, Cerpen Remaja Romantis Terbaper Bukan Laper "