Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Suara Erangan dari Rumah Tetangga, Cerpen Seram dan Horor

Cerita Horor dan Misteri, Semesta Priayayangan 



Bebebs.com - Hari mulai sore, semburat jingga sudah menghiasi cakrawala, sebentar lagi gelap pun akan menyapa. Andre dan Siska sudah harus mandi sore, tapi karena masih ada teman bermain yang ada di rumah maka mereka belum mau mandi. Agam, anaknya Pak Janed yang tinggal di sebelah rumah, masih kelihatan asyik menggelindingkan bola-bola kecil itu ke dalam keranjang bersama dengan kedua anaknya Vanya.


Vanya memberi kode rahasia bahwa mereka sudah waktunya untuk mandi, kode yang hanya dipahami oleh Vanya dan kedua anaknya saja, karena seperti biasanya Vanya akan memberikan kode rahasia itu ketika ada anak lain yang bermain supaya mereka tidak tahu.



Saat Andre hendak mengajak beres-beres mainan, terdengar suara Bu Janed memanggil Agam, suara dari dalam rumah Agam yang terdengar hingga rumah Vanya. Tinggal di perumahan kecil seperti ini membuat rumah Andre dan Agam berdekatan, bahkan hanya dipisahkan oleh suatu tembok saja. Beberapa aktivitas rumah tangga kadang terdengar hingga rumah sebelah.

Seperti saat Vanya sedang asik menggoreng ikan atau mencuci piring, suaranya terdengar hingga rumah Pak Janed, pun sebaliknya.

"Tante, Agam pulang dulu ya karena Mama sudah memanggil, Agam mau mandi dulu," ucap Agam pada Vanya yang sedang duduk disamping Siska. Baru saja Vanya ingin membujuk anak-anak, eh ternyata Agam sudah pamit duluan.

"Oh boleh silakan kalau mau pulang dulu hati-hati ya Nak," balas Vanya sambil tersenyum, sementara kedua tangan sibuk memberesi mainan mereka.

"Andre, aku besok tidak main kesini ya, aku mau berkunjung ke rumah Om Andi yang rumahnya jauh," ucap Agam pada Andre.

Andre pun menjawab, "Oke Agam, ga apa kok."


"Wah asik dong jalan-jalan, Ya udah nggak mengapa kalau belum main ke sini lagi, semoga kamu dan keluarga bahagia ya." Vanya tersenyum melepas kepulangan Agam.


Siska dan Agam pun segera mandi dan dilanjut dengan nonton televisi bersama, sambil menunggu Adzan Magrib berkumandang. Sementara Vanya menyiapkan makan malam untuk anggota keluarga.

Pada Suatu Senja 


Hingga Magrib tiba, Vanya dan anak-anak segera sholat, kemudian mengaji dan belajar sebentar.

"Kakak, Adik, yuk kita makan dulu," ajak Vanya, sambil menyediakan nasi dan ayam goreng kesukaan Siska dan Agam.


Mereka bertiga pun makan malam dengan lahap, menikmati menu kesukaan yang dimasak oleh Bundanya, sambil menunggu Ayahnya pulang.


Adi, suami Vanya memang sudah biasa bekerja hingga larut malam. Seperti hari ini, tepat pukul sepuluh malam, Adi baru pulang, saat anak-anaknya sudah terlelap.

Suara deru mobil terdengar, Vanya segera menyambut kedatangan sang suami, lantas menyiapkan air hangat untuk mandi.


Tiga puluh menit berlalu, Vanya dan Adi masih ngobrol tentang anak-anak. Vanya bercerita banyak hal, sementara Adi menjadi pendengar setia. Sudah menjadi kebiasaan, setiap malam mereka akan bertukar cerita apa saja yang dialami seharian. Tak terasa, mereka lelah dan tertidur juga.


Tengah malam, dari rumah Pak Janed terdengar suara mengerang kesakitan, suara yang awalnya lirih, lama kelamaan terdengar semakin keras. Vanya pun terganggu oleh suara itu.


"Yah, itu kok rumah Pak Janed berisik banget ya," ucap Vanya sambil menyalakan lampu kamar, sementara Adi masih terlelap.

Vanya menatap suaminya, pria yang dulu telah merebut hatinya itu, bahkan hingga kini masih sangat menyayangi Vanya dan anak-ananya.


Vanya merasa beruntung memiliki suami sebaik Adi, dielusnya rambut Adi oleh Vanya, sambil tersenyum, Vanya mendekatkan wajahnya hendak mencium pria yang sedang terlelap itu, namun tiba-tiba ada suara barang terjatuh dari rumah sebelah.

Awal  Suara Erangan 


Vanya mendengarkan dengan seksama, saat ada suara lain yang terdengar. Suara orang berlarian didalam rumah, diikuti suara mengerang kesakitan berkali-kali.


Tiba-tiba Vanya teringat jika tadi Agam bilang mau ke rumah omnya. Vanya mulai ketakutan.


"Ayah, bangun dong, itu ada suara-suara dari rumah sebelah loh, padahal rumahnya kosong." Vanya mencoba membangunkan Adi.

Sambil menahan kantuk, Adi terbangun juga.


"Kenapa sih Bun," tanya Adi penasaran.

"Sttt ... coba deh Ayah dengerin," ucap Vanya lirih, sambil jari telunjuknya ditelakkan didepan bibir Adi, tanda agar Adi bicara pelan.


Benar saja, suara mengerang itu terdengar lagi, diikuti suara orang berlari hingga benda-benda yang seperti tergeser.


"Yah, kata Agam mereka mau pergi loh, tapi kok banyak suara ya?" Vanya mulai merapatkan badannya pada Adi, mungkin mulai takut.


Vanya membayangkan, jika dirumah sebelah sedang terjadi sesuatu, perampokan atau penganiayaan, mungkin. Badannya semakin dingin menahan rasa takut yang sangat mencekam. Atau bisa jadi, ada hantu-hantu yang marah karena rumah kosong.


"Bentar Bun, Ayah cek dulu," ucap Adi, yang ingin memastikan dulu apakah memang rumah Pak Janed kosong.


Adi mengintip dari jendela ruang tamu, tapi tak terlihat mobil Pak Janed, dan rumahnya gelap. Adi berfikir jika mungkin memang keluarga Pak Janed sedang pergi, tapi suara itu ....


"Bun, mobil Pak Janed ga ada, rumahnya juga gelap," kata Adi pada Vanya, yang masih meringkuk dibawah selimut sambil memeluk guling.


"Tuh kan, pasti ada hantu yang marah Yah" ucap Vanya yang nampak ketakutan.


"Udahlah Bun mana ada hantu marah, kita tidur saja," bujuk Adi.


"Ya udah," jawab Vanya pasrah, meski angannya mengembara entah sampai dimana, membayangkan jika besok pagi akan terjadi kehebohan karena ada kejadian mengerikan dari rumah sebelah.

Adi memeluk Vanya, mungkin agar istrinya lebih tenang dan tidak ketakutan lagi.


Namun, suara gaduh terdengar lagi, diikuti suara erangan dan suara benda jatuh, mungkin panci karena suaranya lebih nyaring dari suara sebelumya.


Adi dan Vanya benar-benar merasa terganggu, terlebih Vanya yang terlihat lebih pucat. Wanita yang telah melahirkan Andre dan Siska itu memang termasuk penakut, jika malam menjelang, Vanya tidak akan mau keluar rumah sendirian.

"Yah, Bunda takut nih, kalau benar terjadi sesuatu di rumah Pak Janed, kita pindah rumah aja ya." Vanya semakin merapatkan pelukan pada suaminya.

"Ga usah takut, sekarang Bunda berdoa saja, semoga suara-suara itu hanya suara karena tikus atau apa," ucap Adi, sementara Vanya memang benar ketakutan, tubuhnya gemetar sambil merapalkan doa-doa yang dia hafal.

Vanya dan Adi akhirnya tertidur, meski tidak nyenyak.

Suara Adzan Subuh berkumandang, Adi dan Vanya pun terbangun.

"Yah, Ayah Sholatnya di rumah dulu ya," bujuk Vanya.

"Loh, emang kenapa Bun?" tanya Adi.
"Hmmm, Bunda atut Yah," jawab Vanya sambil tersenyum.

"Ya udah, kita jamaah di rumah dulu, sekarang bangunkan anak-anak ya Bun." Adi memilih mengalah untuk Sholat Subuh di rumah, demi menjaga istrinya yang semalam ketakutan.


Selepas Sholat berjamaah bersama anak dan istrinya, Adi berencana mau mengecek kondisi rumah Pak Janed. Saat Adi baru saja keluar rumah, nampak Agam dan kakaknya mengeluarkan sepeda.

Adi pun menyapa mereka berdua," Loh Agam mau kemana?"

"Mau ke toko depan Om, disuruh Mama beli token,"
"Katanya lagi ke rumah Om kamu, kok masih dirumah?"
"Yang pergi Papa doang Om, kita ga jadi ikut" jawab kakaknya Agam sambil mengayuh sepeda.



Adi tersenyum, saat tahu jika semalam ada orang di dalam rumahnya Pak Janed.

Adi mengambil sapu lidi, hendak membersihkan halaman rumah dari daun-daun rambutan yang terjatuh karena telah menguning.


"Rajin amat Om Adi," sapa Bu Janed yang tiba-tiba muncul dari garasi rumahnya.

"Oh iya Bu," jawab Adi sambil tersenyum.

"Apa kabar Bu?" tanya Adi pada tetangga yang sudah seperti saudara. Sebenarnya hanya basa basi, ingin bertanya lebih lanjut tentang suara yang terdengar semalam.


"Alhamdulillah kabar baik Om, cuma masih ngantuk karena semalam Molly melahirkan, anaknya banyak dan lucu-lucu," ucap Bu Janed penuh semangat.

"Oh," jawab Adi sambil melongo.

Ternyata. The End


Daftar Isi


INDEKS LINK EVENT MENULIS CERPEN HOROR DAN MISTERI


Selamat membaca dan jangan lupa bahagia 

Judul : Misteri Suara Rumah Tetangga

Oleh: Beti Atina Hatiyani


betyalope Menulis, adalah sarana saya menyampaikan impian dan berbagi kebaikan.

Post a Comment for " Suara Erangan dari Rumah Tetangga, Cerpen Seram dan Horor"